Jakarta (SIB)- Sore menjelang malam, 14 Januari lalu, gemerlap cahaya lampu tampak indah di Connaught Place. Seorang turis Denmark yang tidak disebut namanya berjalan santai mengitari jalan sempit di sekitar kawasan pusat perbelanjaan terkenal di New Delhi, India, itu. Tak dinyana, tamasya keliling kota itu berakhir tragis baginya.
Wanita berusia 51 tahun itu baru saja kembali seusai mengunjungi Museum Nasional India. Sambil jalan kaki ia mengingat-ingat jalan pulang menuju Amax Hotel, tempatnya menginap. Karena mulai merasa tersesat, di jalan kecil yang banyak pohon itu, ia memutuskan bertanya arah kepada beberapa orang yang ditemui.
Nahas bagi sang turis. Orang yang ditanya ternyata mencari kesempatan dalam kesempitan untuk menyalurkan syahwat. Si wanita paruh baya itu pun menambah daftar perempuan yang jadi korban kekerasan seksual di Negeri Dewi Gangga.
Tidak diketahui jumlah pasti pemerkosanya. Namun si korban memastikan pelakunya ada beberapa orang. Tidak hanya diperkosa, tapi juga dirampok. “Ini sangat menyedihkan,†kata Amit Bahl, pemilik Hotel Amax. “Saya malu melihat hal ini terjadi.â€
Tahun lalu, sejumlah insiden kekerasan menimpa wisatawan asing yang melancong ke India. Pada Maret, wanita 25 tahun asal Inggris hampir diperkosa di Agra, wilayah yang terkenal dengan Taj Mahal. Demi menghindar, dia memilih melompat dari jendela kamarnya di lantai tiga. Kedua kakinya patah dan kepalanya pun terluka.
Masih bulan yang sama, delapan orang pria memperkosa turis asal Swiss. Wanita berusia 39 tahun itu tengah berkemah di hutan yang ada di Madhya Pradesh bersama suaminya. Ketika bersepeda, keduanya tiba-tiba diserang sekelompok pria usia 20-30 tahun. Dia diperkosa secara bergiliran. Barang-barang berharga juga ikut digasak.
Kisah tragis itu hanya berselang tiga bulan dengan pemerkosaan keji pada Desember 2012 di Delhi. Korbannya Jyoti Singh alias Nirbhaya, 23 tahun, mahasiswi fisioterapi. Dia disetubuhi dengan brutal oleh enam pria sekaligus hingga tewas sangat mengenaskan.
Teman Dekat pun Bisa Jadi PemerkosaIsu pemerkosaan di India menyedot perhatian dunia. Bermula dari kekerasan seksual yang berujung pada kematian seorang mahasiswi kesehatan berusia 23 tahun. Pemerkosaan pada malam 16 Desember 2012 itu menuai kecaman dari dunia luas. Wanita itu diperkosa oleh enam pria tak dikenal di dalam bus yang tengah melaju di kota Delhi.
Sejak kejadian itu, makin banyak kasus pemerkosaan yang terungkap ke publik. Para pelaku tak hanya gelandangan atau orang yang tidak dikenal. Di India, teman dekat pun bisa jadi pemerkosa. Bahkan, polisi yang seharusnya memberikan keamanan pun bisa jadi pemerkosa.
Wanita Polandia berusia 33 tahun diperkosa oleh supir taksi ketika hendak menuju Delhi dari Mathura, 2 Januari 2014. Dalam perjalanan 150 kilometer itu, sang sopir beberapa kali menyemprotkan obat-obatan yang membuat ibu satu anak itu tak sadarkan diri. Ketika sudah lemas, sang sopir keji pun memerkosanya.
Dia baru tersadar ketika mendengar tangisan anak balitanya yang berusia 2 tahun. Wanita yang sudah tiga tahun tinggal di India dan bekerja di bidang bisnis kain ekspor itu ‘dibuang’ di dekat rel kereta. Polisi mengatakan masih belum mengetahui detail kekerasan pada wanita tersebut.
“Tapi memang sopir taksi itu menyemprotkan sejenis obat-obatan, dan dia terbukti mengalami perkosaan,†kata polisi seperti dikutip dari CNN.
Selain orang tak dikenal, pelaku pemerkosaan juga bisa jadi teman sendiri. Korbannya remaja wanita berusia 14 tahun di Golabari, Howrah, India. Dia diperkosa oleh anak seorang tuan tanah dan tiga orang temannya. Tragisnya pemerkosaan berkelompok sudah berkali-kali selama satu setengah bulan.
Kengerian hidup remaja itu diketahui ayahnya yang kemudian melapor ke polisi. 25 Januari lalu, anak tuan tanah dan dua teman si wanita pun ditangkap polisi. Sementara satu lainnya masih dalam pengejaran.
Melonjak Dua KaliKejadian pada malam 16 Desember 2012 silam seolah membuka mata dunia.
Kemarahan masyarakat tersulut hingga ke pelosok kota-kota. Mereka mengenang Nirbhaya yang diperkosa secara brutal oleh enam orang pria sekaligus. Tak ingin kematian tragis putri India itu sia-sia, ratusan ribu orang menuntut agar pemerintah tak tinggal diam.
Selama ini negara dianggap tidak hadir ketika banyak perempuan jadi korban kekerasan seksual. Maka publik India yang jadi lebih mawas diri mendesak pemerintah membuat kebijakan yang pro-perempuan. Sebab, di negara yang dikenal kental dengan diskriminasi ini, kaum hawa sangat rentan jadi korban kekerasan.
Tragedi yang menimpa Nirbhaya di New Delhi Selatan memang akhirnya berujung pada vonis hukuman mati bagi para pelaku. Tetapi, proses hukum sebagian besar kasus pemerkosaan yang dilaporkan tidak pernah bisa sejauh itu.
Seperti yang dimuat The Guardian, dari 706 kasus pemerkosaan yang tercatat di New Delhi selama 2012, hanya kasus 16 Desember yang dilaporkan secara luas dan pelakunya dihukum.
Kurangnya hukuman itu menggambarkan fakta yang menyedihkan terkait korban kekerasan seksual di wilayah tersebut. Padahal jika ditelusuri, jumlah kasus pemerkosaan brutal di negeri itu sangat tinggi.
Di Delhi saja, misalnya, pascapemerkosaan tragis tersebut, kasus pemerkosaan yang dilaporkan meningkat tajam. Tahun lalu, jumlah kasus perkosaan yang dilaporkan yakni sebanyak 1.330 kasus, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya, 706 kasus.
Peningkatan kasus yang dilaporkan ini menunjukkan semakin banyak perempuan yang berani menuntut keadilan. Sayangnya, kasus yang diproses hanya sedikit dan hukumannya pun rendah.
Ambil contoh pada 2011, dari 635 kasus yang dilaporkan ke polisi, hanya satu yang dihukum berat. Proporsi penghukuman yang rendah ini akibat lambannya proses investigasi.
“Tingkat penghukuman yang rendah dalam kasus perkosaan ini terutama karena rendahnya kualitas penyelidikan polisi,†kata pengacara Mahkamah Agung Rebecca John kepada The Hindu seperti dilansir The Guardian belum lama ini.
Protes yang tersulut hingga ke seantero negeri memang membuat pemerintah dan parlemen mengubah aturan tentang hukuman pelaku pemerkosaan. Pada Maret lalu, parlemen mengesahkan UU yang memberikan sanksi berat terhadap pemerkosa, termasuk hukuman mati dalam kasus tertentu.
Hukuman mati ini sudah diterapkan dalam persidangan pemerkosa Nirbhaya. Dalam beberapa pelaku kasus perkosaan, terutama yang dialami turis bule, pelaku juga dihukum berat dengan 20 tahun penjara.
Penangkapan dan penyidikan kasus yang dilaporkan juga terbilang cepat. Tetapi, meski perhatian media dan protes luas terkadang memang bisa mendorong tindakan yang diambil pihak berwenang, terutama terkait kasus pemerkosaan Nirbhaya, tampaknya masih banyak kasus yang gagal sampai ke pengadilan.
“(Setiap hari) wanita yang bepergian dengan bus jadi sasaran penganiayaan. Perempuan terus menderita,†kata Hakim Mahkamah Agung G.S Singhvi baru-baru ini di pengadilan setelah mendengar angka terkini terkait jumlah pemerkosaan yang dilaporkan.
Penyebab pasti semakin maraknya pemerkosaan di India masih banyak diperdebatkan. Ayah Nirbhaya, korban perkosaan tragis di Delhi, pun menilai tingkat perkosaan tidak berkurang, justru semakin tinggi karena perubahan hukum tak dibarengi dengan perubahan perilaku dan budaya di kalangan masyarakat India.
Senada, Ranjana Kumari, Direktur Gerakan Feminism Centre for Social Research mengatakan tradisi India yang konservatif dan patriarki membuat pria kerap menggunakan aksi pemerkosaan sebagai cara menanamkan ketakutan di kalangan wanita. “Pola pikirnya tak berubah. Ini tantangan yang sangat besar.â€
(dtc/c)