Jakarta (SIB)Istana Garuda di Ibu Kota Negara (
IKN) Nusantara disebut seperti kelelawar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara.
"Kalau menurut, apa, Pak
Nyoman Nuarta (
desainer Istana Garuda), itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK," ujar Basuki di Kemensetneg, seperti dilansir Harian SIB, Jakarta, Selasa (6/8). Basuki menjawab pertanyaan wartawan soal
Istana Garuda di
IKN yang menjadi perbincangan karena disebut beda dengan desain awal dan dianggap mirip kelelawar.
"Iya, itu kan perunggu yang dikasih cairan. Nanti dia akan oksidasi menjadi hijau. Persis kayak di GWK," sambungnya.
Baca Juga:
Namun, agar lambang Garuda menjadi hijau, dibutuhkan waktu. Namun, Basuki tak menjabarkan detail berapa lama waktu oksidasi itu.
"Iya dong (butuh waktu," lanjutnya.
Baca Juga:
Ramai di media sosial
Istana Garuda IKN disebut mirip kelelawar. Beberapa netizen mengomentari postingan soal
Istana Garuda IKN tersebut.
Basuki mengatakan, warna patung garuda raksasa yang menyelimuti
Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (
IKN) akan tampak seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali seiring dengan berjalannya waktu.
INDONESIA SENTRISSebelumnya,
Deputi Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (O
IKN)
Alimudin mengatakan bahwa pembangunan
Istana Garuda di
IKN dengan lambang garuda yang menghadap ke depan membuktikan pembangunan Indonesia sentris.
"Sekarang (lambang) garuda kita (
Istana Garuda IKN) menatap ke depan, artinya bahwa kita menjadikan
IKN itu adalah Indonesia sentris, bukan lagi Jawa sentris," kata
Alimudin di Jakarta, Sabtu (3/8).
Alimudin menegaskan bahwa kepala garuda di
Istana Garuda IKN menghadap ke depan, bukan lagi menengok ke kanan sebagai bukti bahwa Pemerintah melakukan pemerataan pembangunan bukan hanya di daerah Jawa.
Selain itu, hal tersebut juga yang sebagai upaya untuk memutus stereotip mengenai pandangan bahwa selama ini pembangunan lebih ke wilayah Pulau Jawa.
"Hari ini (pembangunan Istana) garuda kita (di
IKN) melihat ke depan, menatap ke depan tidak miring ke kiri, miring ke kanan. Kalau dahulu zaman Orde Baru, kita bilang pantas aja daerah barat lebih maju dari pada Indonesia timur karena garudanya lihat ke kanan," ujarnya.(**)