Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 11 Juli 2025

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis

Donna Hutagalung - Minggu, 25 Agustus 2024 13:41 WIB
496 view
CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis.
Jakarta (harianSIB.com)

Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, ditangkap di Bandara Bourget, Prancis, pada Sabtu malam (24/8) waktu setempat.

Melansir CNN Indonesia, kabar ini pertama kali diungkap oleh media Prancis, TF1 dan BFM TV, yang mengutip sumber anonim.

Baca Juga:

Telegram sendiri merupakan salah satu aplikasi yang sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, serta negara-negara bekas Uni Soviet. Platform ini bahkan menjadi salah satu raksasa media sosial, sebanding dengan Facebook, YouTube, dan WhatsApp. Durov sendiri menargetkan Telegram akan memiliki satu miliar pengguna pada tahun depan.

Durov, yang kini bermukim di Dubai, mendirikan Telegram setelah meninggalkan Rusia pada 2014. Kala itu, ia menolak tekanan pemerintah Rusia yang memintanya menutup komunitas oposisi di platform media sosialnya, VK, yang kemudian ia jual.

Baca Juga:

TF1 melaporkan bahwa Durov ditangkap berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh otoritas Prancis. Penangkapan tersebut terkait dengan penyelidikan polisi yang menyoroti kurangnya moderasi konten di Telegram, yang diduga memungkinkan aktivitas kriminal tetap berlangsung di aplikasi itu.

Baik Kementerian Dalam Negeri Prancis maupun kepolisian tidak memberikan pernyataan terkait kabar ini. Telegram pun belum merespons permintaan komentar dari Reuters.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Telegram telah menjadi sumber informasi yang banyak diandalkan, meski sering kali kontennya vulgar dan menyesatkan.

Platform ini menjadi pilihan utama bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan pejabat-pejabatnya untuk berkomunikasi dengan publik, sementara Kremlin juga menggunakan Telegram untuk menyebarkan pesan mereka.


Bahkan, di tengah pembatasan media di Rusia, Telegram menjadi salah satu dari sedikit tempat di mana warga Rusia bisa mengakses informasi tentang perang.

Menurut TF1, Durov ditangkap sekitar pukul 20:00 waktu setempat setelah tiba dari Azerbaijan menggunakan jet pribadinya. Pria yang memiliki kekayaan sebesar USD 15,5 miliar ini pernah mengatakan bahwa meski ada tekanan dari beberapa pemerintah, Telegram harus tetap netral dan tidak terlibat dalam konflik geopolitik.

Menanggapi penangkapan Durov, beberapa politisi Rusia, termasuk Mikhail Ulyanov, langsung mengecam langkah Prancis. Ulyanov menyindir bahwa mengunjungi negara-negara yang bergerak ke arah "totaliter" tidak lagi aman bagi mereka yang memainkan peran penting di kancah internasional.

Di media sosial, beberapa blogger Rusia menyerukan aksi protes di depan kedutaan besar Prancis di seluruh dunia pada Minggu siang. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru