Mantan Kadis PUPR Sumut Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Proyek Jalan

Jakarta(harianSIB.com)

KPK memanggil sejumlah saksi kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara (Sumut) dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Salah satunya adalah mantan Kadis PUPR Sumut, Mulyono.

Baca Juga:

• Polres Tebingtinggi: Belum Cukup Bukti untuk Tetapkan Tersangka Kasus Kekerasan Seksual Disabilitas
• Ciptakan Rasa Aman dan Nyaman, Polsek Padanghilir Gencarkan Patroli

"KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek pembangunan jalan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut)," kata jubir KPK Budi Prasetyo dikutip dari detikcom, Kamis (17/7/2025).

Budi belum menjelaskan apa saja yang akan didalami dari Mulyono. Dia mengatakan KPK juga memanggil tujuh saksi lainnya, yakni:

Baca Juga:

• Kedapatan Bawa Sabu, Pria Ini Diringkus Polisi di Jalan Delima Tebingtinggi
• Diduga Korsleting Listrik, Rumah Semi Permanen di Tebingtinggi Terbakar

- Staf Dinas PUPR Mandailing Natal, Winda
- Kasi UPT Gunung Tua di Padang Lawas Utara, Ryan Lubis
- Pihak swasta, Suryadi Gozali
- UPTD Paluta, Andi Junaedi
- Kabid Binamarga Padangsidimpuan, Addi Mawardi Harahap
- Staf PU Padangsidimpuan, Abdul Azis
- Staf Honorer Dinas PUPR Mandailing Natal, Mardiah

KPK sebelumnya melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Sumut pada Juni lalu. Dari OTT itu, KPK menetapkan lima orang tersangka. Mereka ialah:

- Topan Ginting (TOP), Kadis PUPR Provinsi Sumut
- Rasuli Efendi Siregar (RES), Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Provinsi Sumut
- Heliyanto (HEL), PPK Satker PJN Wilayah I Sumut
- M Akhirun Pilang (KIR), Dirut PT DNG
- M Rayhan Dulasmi Pilang (RAY), Direktur PT RN.

KPK menduga Topan mengatur perusahaan swasta pemenang lelang untuk memperoleh keuntungan ekonomi. KPK menduga Topan mendapat janji fee Rp 8 miliar dari pihak swasta yang dimenangkan dalam proyek jalan senilai Rp 231,8 miliar itu.

KPK juga menduga mengatakan Akhirun dan Rayhan telah menarik duit Rp 2 miliar untuk dibagikan ke pejabat yang membantu mereka mendapat proyek. KPK juga telah menggeledah rumah Topan dan menyita uang serta senjata api. (*)