Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 18 Agustus 2025

Gempa M 6,0 Guncang Poso di HUT ke-80 RI, Gereja Ambruk Saat Ibadah, 12 Jemaat Terluka

Redaksi - Minggu, 17 Agustus 2025 16:33 WIB
207 view
Gempa M 6,0 Guncang Poso di HUT ke-80 RI, Gereja Ambruk Saat Ibadah, 12 Jemaat Terluka
Ist/SNN
Gempa melanda Poso, satu gereja dilaporkan rusak, dan 12 jemaat terluka.
Poso (harianSIB.com)

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, diwarnai duka. Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,0 mengguncang wilayah tersebut pada Minggu (17/8/2025) pagi, menyebabkan sebuah gereja ambruk saat ibadah berlangsung dan puluhan warga mengalami luka-luka.

Berdasarkan data yang dirilis pihak berwenang, gempa terjadi pada pukul 06.38 WITA. Pusat gempa berada di darat, sekitar 13 km barat laut Kota Poso, dengan kedalaman dangkal 10 km. Guncangan yang dipicu oleh aktivitas Sesar Tokoraru ini dirasakan sangat kuat dengan skala MMI V-VI di Poso selama kurang lebih 15 detik, membuat warga panik berhamburan keluar rumah.

Baca Juga:

Tragedi paling memilukan terjadi di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Elim, Desa Masani. Bangunan gereja yang tengah dalam tahap renovasi itu tak mampu menahan guncangan dahsyat dan seketika ambruk.

Saat kejadian, puluhan jemaat sedang khusyuk mengikuti ibadah pagi. Plafon, rangka kayu, dan dinding batako runtuh menimpa mereka yang berada di dalam. "Sebanyak 12 jemaat menjadi korban luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan gereja," ujar seorang petugas di lokasi.

Baca Juga:

Sepuluh korban luka segera dilarikan ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara itu, dua jemaat lainnya yang mengalami luka serius dalam kondisi kritis dan dirujuk ke RSUD Poso.

Data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Poso mencatat, total korban luka akibat gempa mencapai 29 orang yang tersebar di beberapa fasilitas kesehatan.

Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan kerusakan material yang signifikan. Sedikitnya 37 rumah warga dilaporkan rusak, dengan rincian 4 rumah rusak berat dan 33 lainnya mengalami retak-retak di sejumlah desa, mulai dari Towu hingga Tangkura.


Respons Cepat dan Gempa Susulan

Pemerintah daerah dan pusat bergerak cepat menanggapi bencana ini. BPBD Kabupaten Poso telah menerjunkan tim reaksi cepat ke sembilan desa terdampak untuk melakukan pendataan, mendirikan tenda pengungsian, dan menyalurkan bantuan logistik darurat.

Di Jakarta, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan telah memerintahkan tim khusus untuk segera terbang ke lokasi. "Kita segera masuk ke sana untuk memberikan pendampingan dan bantuan yang diperlukan!" tegasnya dalam keterangan pers.

Sementara itu, warga masih diselimuti kekhawatiran akibat gempa susulan. Tercatat 19 kali gempa susulan (aftershock) mengguncang wilayah tersebut dalam empat jam setelah gempa utama, dengan kekuatan terbesar mencapai M 3,2. Banyak warga yang memilih untuk tetap berada di luar rumah karena trauma dan khawatir bangunan mereka akan roboh.

Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa Poso berada di atas Sesar Tokoraru yang aktif dan memiliki potensi gempa menengah hingga tinggi. Para ahli kembali menekankan pentingnya mitigasi bencana, mulai dari penerapan standar bangunan tahan gempa hingga edukasi evakuasi bagi masyarakat.

Di tengah reruntuhan, semangat solidaritas warga Poso justru menyala. Para tenaga medis, relawan, dan masyarakat saling bahu-membahu menolong para korban, menunjukkan makna kemerdekaan yang sesungguhnya: bangkit bersama dalam menghadapi ujian.(**)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru