Jakarta (SIB)- Ketua Dewan Perwakilan Setya Novanto bersama Wakilnya Fadli Zon dan sejumlah anggota DPR bertemu Donald Trump saat berkunjung ke Amerika Serikat pekan lalu. Bahkan Novanto dan Fadli turut tampil ketika trump menggelar konferensi pers.
Kehadiran Novanto dan Fadli di konferensi pers Trump inilah yang memantik kontroversi. Siapa yang memfasilitasi pertemuan dua pimpinan DPR itu dengan Trump?
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya hasil Munas Bali Tantowi Yahya menyebut bahwa pertemuan itu difasilitasi oleh Hary Tanoesoedibjo.
"Yang memfasilitasi, ya Donald Trump itu kan mempunyai mitra. Mitranya di sini (Indonesia) adalah Pak Hary Tanoe. Jadi bagi saya itu tidak perlu dipermasalahkan. Yang penting itu adalah bahwa kita bisa bertemu dengan seorang tokoh," kata Tantowi kepada wartawan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).
Sayang Tantowi enggan membeberkan alasan Hary Tanoe memfasilitasi pertemuan tersebut. "Ya, (alasannya) baik-baik saja saya rasa, karena ketua DPR masih ada di situ," kata dia.
Menurut Tantowi tak ada deal-deal politik apa pun dari pertemuan tersebut.
Lalu, apa hasil yang ingin diharapkan dari pertemuan tersebut?
"Ya nggak ada goal apa-apa, nggak ada bisnis apa-apa. Ini cuma kesempatan yang digunakan oleh ketua DPR untuk mengapresiasi. Tidak ada goal apa-apa, tidak ada objektif apapun. Tidak ada politik sama sekali kok," kata Tantowi.
Isi Pertemuan NovantoWakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya turut hadir saat Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon bertemu dengan Donald Trump. Pertemuan tersebut digelar di Trump Tower di New York Amerika Serikat pada 3 September 2015.
Tantowi pun membeberkan cerita awal mula pertemuan delegasi DPR dengan Trump. "Tanggal 3, karena keberadaan kami di sana, diundang oleh Donald Trump untuk datang ke kantornya," kata dia.
Mereka pun mengiyakan undangan Trump. Ketua DPR didampingi oleh Wakil Ketua Fadli Zon dan sejumlah anggota dewan. "Ini undangan bukan untuk rapat, tapi semacam pertemuan," kata Tantowi.
Menurut dia, dalam pertemuan tersebut Ketua DPR Novanto mengapresiasi sejumlah investasi Trump di Indonesia. Seperti di bidang perhotelan, dan properti.
"Ini adalah investasi besar, jadi wajar ketua DPR selaku perwakilan dari rakyat mengucapkan terimakasih cuma mengucapkan terimakasih sembari mengharapkan agar ada investasi-investasi lagi yang di letakakan oleh trump corporation di berbagai project," kata Tantowi.
Tantowi menegaskan bahwa kehadiran mereka di Trump Tower bukan untuk mendatangkan investasi. Melainkan mengapresiasi sejumlah investasi Trump di Indonesia. "Terus mengharapkan akan datang terus investasi ke Indonesia, ini suatu hal yang wajar sesungguhnya dilakukan oleh siapapun apalagi ketua DPR," kata dia.
Politisi Partai Golongan Karya ini pun heran ketika ada yang mempersoalkan pertemuan delegasi DPR dengan Trump. "Jadi kalau ini dianggap sesuatu yang memalukan dalam konteks itu saya rasa kurang tepat," papar Tantowi.
Setelah pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Trump mengundang Novanto dan delegasi DPR ke acara jumpa pers. "Terus setelah pertemuan tertutup itu, secara spontan saja, terimakasih atas kehadirannya 10 menit lagi saya (Trump) mau mengadakan pressconferens jadi hadir saja undangan begitu saja," tutur Tantowi.
Lanjut ke WashingtonKetua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan beberapa anggota legislatif saat ini tengah melakukan lawatan ke Amerika Serikat. Mereka berada di negeri Paman Sam itu sejak 31 Agustus lalu hingga 12 September mendatang.
Selama di Amerika mereka telah melewati sejumlah agenda. Antara lain menghadiri Inter Parliamentary Union (IPU) Speakers Conference di New York, dan memenuhi undangan pengusaha Amerika Donald Trump.
Dia mencontohkan, seandainya ada yang memfasilitasi pertemuan dengan Hillary Clinton, Ketua DPR dan rombongan tak akan menolak.
"Saya rasa ketua DPR akan ke Washington nih besok. Kalau misalnya ada yang memfasilitasi ketemu Hillary Clinton kenapa tidak," kata dia.
Pertemuan dengan Hillary Clinton, kata Tantowi adalah dalam rangka membangun jaringan. "Ini kan dalam rangka networking bisnis maupun apa saja," kata politikus Partai Golongan Karya itu.
NasDem: Semakin Tak Etis!Pertemuan Ketua DPR RI Setya Novanto dan bakal calon presiden AS, Donald Trump ternyata difasilitasi oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo. Hal ini pun makin dikecam karena dianggap masalah serius.
"Sangat tidak etis kalau ini dipakai Hary Tanoe untuk kepentingan bisnisnya. Ini semakin tidak etis, ini menjadi serius," kata Ketua DPP NasDem Akbar Faizal, Rabu (9/9).
Menurut Akbar, dengan difasilitasi oleh HT, semakin jelas bahwa Novanto hanya dimanfaatkan. Hal ini pun dianggap sudah tidak benar.
"Ini sama dengan pejabat negara kita dipakai oleh pengusaha Hary Tanoe untuk kepentingan bisnisnya. Itu tidak benar," ujar anggota Komisi III DPR ini.
MKD saat ini sudah mulai mengusut kasus pertemuan Pimpinan DPR dan Novanto. Soal fasilitator ini juga harus didalami.
"Ada perilaku politik, sebuah kongkalinkong politik yang dihubungkan dengan ekonomi untuk kepentingan satu pihak. Ini mengabaikan harga diri kita sebagai suatu bangsa," ungkap Akbar.
Dalami Peran Hary TanoePengusaha Hary Tanoesoedibjo disebut sebagai fasilitator pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Peran fasilitator ini akan digali oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Wakil Ketua MKD Junimart Girsang menuturkan bahwa soal fasilitator ini akan ditanyakan ke Novanto dan juga Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Keduanya rencananya akan dipanggil oleh MKD.
"Iya, tentu (ditanyakan ke Novanto dan Fadli). Karena fungsi DPR jelas, anggaran, legislasi, pengawasan. Bukan fungsi menarik investor, kita bukan eksekutif," kata Junimart, Rabu (9/9).
MKD sudah melakukan rapat pimpinan kemarin dan akan masuk ke tahap penyelidikan. MKD lalu mengirim surat ke Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) dan Kesekjenan.
"Hari ini kita layangkan surat ke BKSAP dan Kesekjenan untuk minta dokumen, keberangkatan, jadwal peserta, anggaran," ucap politikus PDIP ini.
(detikcom/d)