Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 05 Juli 2025

Telur Paskah Endang Marlyna Panjaitan untuk Warga Terdampak Covid - 19

Redaksi - Selasa, 14 April 2020 19:32 WIB
510 view
Telur Paskah Endang Marlyna Panjaitan untuk Warga Terdampak Covid - 19
SIB/Dok
Telur Paskah : Endang Marlyna Panjaitan bersama Sutrisno Pangaribuan dan buah hatinya. Paskah 2020 diperingati tanpa rutinitas mencari telur Paskah karena semuanya diserahkan  untuk warga te
Medan (SIB)
Paskah 2020 menjadi peringatan kebangkitan-Nya pertama bagi Endang Marlyna Panjaitan di rumah saja. Sebelum-sebelumnya, mantan kondaktor satu choir terkemuka di Medan itu, tetap merayakan bersama massa kelompok ekonomi marjinal. Mungkin di pinggir rel dan selalu di panti asuhan. “Saya sebenarnya ingin ke luar rumah, tapi ah... protokol penekanan pandemi Covid - 19 mewajibkan di rumah. Ibadah pun di rumah,” tulisnya di akunnya.

Minggu (12/4), sang anchor memublikasi hari-harinya bersama buah hati semata wayangnya, Zanetta Priskila Pangaribuan. “Semoga mereka yang ‘terpaksa’ berada di luar rumah, di jalan raya, atau di tempat lain karena pekerjaan senantiasa kuat, dan memiliki kekebalan tubuh agar virus corona tidak menjangkiti mereka,” doanya.

Meski kali ini merayakan Paskah tidak diisi dengan mencari telur bersama anak-anak di panti asuhan, Endang bersyukur karena suaminya, Sutrisno Pangaribuan, terlebih dahulu mengantar telur-telur ke rumah warga yang membutuhkan. “Saya tidak tahu ke mana diantarnya tapi dari kawan-kawannya saya dengar, ia terus fokus memerhatikan sesama, khususnya warga yang terdampak Covid - 19,” cerita perempuan yang mengabdi di Bank BNI tersebut. “Mulanya saya terkejut, kok suami hapal secara detail lorong-lorong sempit di Medan. Oh, rupanya ini lho yang dikerjakannya. Sekarang, saya bangga!”

Sutrisno Pangaribuan memang aktivis. Sejak masih di Tapanuli Selatan khususnya Padangsidimpuan, lebih memilih berpetualang di jalan dan lorong sempit. Sebagai pengurus Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), ia punya jaringan dengan warga miskin dan pengurus organisasi lintasagama.

Hijrah ke Medan, aktivitas kader PDI Perjuangan itu semakin bejibun. Meski tak lagi menjadi anggota legislatif, Sutrisno Pangaribuan masih tetap dengan aktivitas sosial kemasyarakatannya. Ia bahkan hapal emperan toko, kolong jembatan, atau tempat lain yang bukan rumah namun dijadikan bermukim warga marjinal. “Saya mendukungnya dan terus mengingatkan social distancing dan physical distancing,” cerita perempuan yang jago menulis skenario dan menuangkannya dalam audiovisual tersebut.

Saat Jumat Agung, Sutrisno bersama Uba Pasaribu dan Benita Siburian. Dua nama terakhir adalah aktivis lapangan yang menangani persoalan warga miskin di Medan dengan bendera Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera. Trio tersebut sedang mencari jalan ke luar untuk seorang tukang parkir yang mengaku terdampak Covid - 19.

Chyntia Octavia Sinaga, pengatur lalu-lintas di seputaran satu rumah makan di Perumnas Helvetia tersebut, mengaku sudah tidak punya logistik sehari-hari. Entah dari mana diupayakannya tapi tak berapa lama sudah terpenuhi. “Saya mengimbau semua pihak untuk bergotong-royong membantu sesama. Itu saja,” tulis Sutrisno Pangaribuan, yang tak mau mengakui bantuan tersebut bersumber darinya. (T/R10/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru