Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 05 Agustus 2025

Kidung Peneduh Hati Berbasis Nasionalisme Pembuka 2024 Pdm EM br Aritonang

Redaksi - Rabu, 10 Januari 2024 10:58 WIB
301 view
Kidung Peneduh Hati Berbasis Nasionalisme Pembuka 2024 Pdm EM br Aritonang
(Foto: Dok Gereja Pentakosta)
Peneduh Hati: Ketum Persatuan Wanita Gereja Pentakosta Pdm EM br Aritonang STh (3 kanan) bersama keluarga inti termasuk mantan
Jakarta (SIB)
Ketua Umum (Ketum) Persatuan Wanita (PW) Gereja Pentakosta (GP) Pdm EM br Aritonang STh memiliki resolusi, 2024 seluruh laskar Yesus Kristus dientaskan menjadi pengemudi agar kehidupan moral religi di Tanah Air lebih baik. Alasannya, sudah seharusnya tanggung jawab itu didengungkan dan direalisir semua pihak. Khususnya oleh sinode-sinode gereja.
“Tahukah kita bahwa kehidupan global semakin kompleks dengan persoalan sekuler,” ujarnya sekembali melewati malam pergantian tahun bersama keluarga inti di Jakarta dan Bali. “Jangan sampai terlat hingga orang muda khususnya Gen-Z lebih akrab dengan kehidupan sekuler ketimbang religi,” tambahnya.
Bagian dari resolusi itu adalah peningkatan nasionalisme. “Di Gereja Pentakosta, ada pengadopsian nada-nada etnik menjadi kidung dalam kebaktian. Ibadah di Gereja Pentakosta kan didominasi kidung. Di situlah dimasukkan unsur nasionalisme dengan mengetengahkan nada etnik,” tambah putri tokoh HKBP yang tercatat dalam sejarah Pemerintahan Indonesia sebagai Asisten-Residen pertama di Dairi tersebut.
Pdm EM br Aritonang menunjuk banyak hal-hal kekinian dalam kehidupan milenial di sejumlah belahan dunia. Gambaran itu didapatnya sebab pahompunya menimba ilmu di Jepang. Kemudian berdasarkan perjalanannya ke sejumlah negara antarbenua.
“Gereja-gereja semakin sepi dari milenial. Itu sebabnya, Gen-Z harus ‘diselamatkan’ hingga laskar Yesus Kristus itu menjadi pembela gereja pada masanya,” tambahnya.
Pengalaman kehidupan tersebut, lanjutnya, disosialisasikan dalam program PWGP dalam membimbing dan mengarahkan Gen-Z.
Selain itu, sebagai prioritas, ada program yang memacu percepatan menyejahterakan perempuan. “Agak absurd bila ingin menguatkan peran kehidupan namun unsur kesejahteraan ‘terabaikan’. Resolusi lain, tentu mengikuti perkembangan kehidupan,” simpulnya.
Pdm EM br Aritonang mengutip hasil Synode Periode XXXIX dan Jubileum 75 Tahun Gereja Pentakosta di Balian Guru Jalan Danau Singkarak Medan, Minggu, 19 Juni 2016 serta sejumlah rekomendasi Rapat Sinode kerja ke-45 Gereja Pentakosta di Jalan Lingga Pematangsiantar, Minggu, 16 Juli 2023 dengan kebijakan yang direalisir Plt Pucuk Pimpinan Pdt Edgar Siburian SE MTh.
“Semua muaranya adalah memuliakan-Nya tapi jalurnya harus sesuai moral religi keindonesiaan dan Gereja Pentakosta,” tutup istri Pdt Robert Dalen Siburian SE, putra pejuang Gereja Pentakosta Pdt Ev Lukas Siburian tersebut. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru