Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 13 Juni 2025

Purnama Sitompul Telaah Buku-buku Penginspirasi Perempuan Indonesia

Redaksi - Selasa, 06 Februari 2024 10:48 WIB
380 view
Purnama Sitompul Telaah Buku-buku Penginspirasi Perempuan Indonesia
(Foto: Dok Purnama Sitompul)
“Ragam Ni Si Marian”: Purnama Sitompul bersama penulis “Ragam Ni Si Marian”Kartini Sjahrir yang juga Ke
Deliserdang (SIB)
Murni Sitompul datang lagi. Setelah blusukan di sejumlah tempat di Sumut pada akhir Januari, Paskibraka dari SMAN 5 Medan di Istana Negara Jakarta tersebut, Sabtu - Senin (3 - 5/2) hadir bersama belasan jenderal dalam kegiatan Pandawa Lima.
Berdialog bersama massa yang memenuhi kegiatan, ia berdiskusi mengenai masa depan Indonesia dengan keberlanjutan progam Presiden Joko Widodo. Ada juga yang mengajaknya berdiskusi tentang aktivitas intelektual.
Mulai menjadi anggota pasukan pengibar bendera hingga penelaahan buku. Ia memilih topik penginspirasi perempuan Tanah Air. Mulai fiksi, ilmiah hingga future scientific. Sebelum ke Medan, Purnama Sitompul berdiskusi dengan Ketua Pembina Pandawa Lima Kartini Sjahrir yang menulis “Ragam Ni Si Marian” di Jakarta. Novel 684 halaman itu fiksi tapi isinya berbobot.
“Sesuai kualitas seorang tokoh nasional seorang Kartini Sjahrir. Buku itu diselesaikannya berdasarkan riset di Belanda dan Indonesia dengan fakta-fakta sosial politik, ekonomi dan konflik inter-rasial di masa kolonial dari tahun 1900 sampai dengan pasca kemerdekaan tahun 1956,” ujar Purnama Sitompul.
Ia menukil pemikiran Kartini Sjahrir yang berhasil mengeksplorasi berbagai tema penting seperti hak-hak sipil, peran wanita, serta pengaruh budaya Belanda.
“Bu Kartini berhasil mengetengahkan kompleksitas hubungan manusia yang sangat berwarna pada masa itu. Sensitivitasnya menggabungkan analisis antropologi memberikan lensa dalam memahami aspek-aspek penting dari sejarah dan kehidupan sosial Indonesia,” tambahnya.
Novel dengan tokoh utamanya bernama Marian Hasibuan, seorang perempuan pribumi keturunan Batak dan Sunda yang dibesarkan dalam lingkup keluarga yang sangat berada. Marian jatuh cinta kepada Jan-Pieter, seorang pemuda Belanda yang bekerja di kebun kopi Priangan. Kendala besar dihadapi pasangan itu sebab situasi sosial pada masa itu. “Berkaca dari cerita dimaksud, kita harus menciptakan Indonesia yang kondusif dengan situasi sosial terpuji,” tutup mantan Ketua Dharma Wanita Mexico tersebut. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru