Jakarta (SIB)Jiwa Perempuan Indonesia (JPI) memeringati Hari Ulos pada Rabu (16/10) di
Arion Suites Hotel Kemang - Jakarta. Sejumlah perempuan populer lintas organisasi menghadiri kegiatan dengan busana berbahan tenun ulos nan indah.
Sebutlah
Deajeng Dewi Salamuni Jaya dari
Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI), Sumarni Padil dari Lembaga Kesenian dan Kebudayaan (LKK) Kosgoro, Putri Renata dari komunitas dan penggagas Indonesia Menari, Nuniek Restuwilujeng (PBIJ),
Maya Saroso (FOKBI),
Isabella Koraag, Tiok Margono, Camey dan Harni Iriani. Kegiatan pun dihadiri Fifi Constantina N Tardan dan pegiat serta pelestari wastra Nusantara Liong Ing.
Ketua JPI
Purnama Sitompul mengatakan, kegiatan bukan semata ingin melestarikan warisan leluhur Bangso Batak tapi untuk memajukan bagian dari Indonesia serta menjadikan perempuan Indonesia semakin cantik eksotik dengan busana etniknya. "Dalam ulos itu tak semata ada filosofi Bangso Batak tapi bagian dari kekuatan ekonomi bangsa. Ingat, bangsa yang kuat adalah bangsa yang mandiri dalam hal budaya serta ekonomi. Melalui ulos, Indonesia menuju ke sana," ujar mantan Paskibraka asal SMAN 5 Medan yang mengibarkan Sang Dwiwarna di Istana Merdeka Jakarta tersebut.
Baca Juga:
Menurutnya, peringatan pun diharapkan membangkitkan kesadaran perempuan Indonesia untuk sama-sama melestarikan wastra Nusantara di mana tiap daerah, tiap suku dan puak memiliki warisan masing-masing. Didampingi unsur panitia lainnya seperti Putri Renata, Yenny Pakasi dan Ketua Panitia Ela,
Purnama Sitompul mengatakan JPI merealisir kesadaran sbeagai bagian dari tumpah darah Indonesia hingga melaksanakan kegiatan tersebut.
Pasca perigatan yang diisi fashion show berbahan ulos, menelisik pembuatan ulos serta penampilan kesenian Batak tersebut, JPI dan perempuan Indonesia lainnya sedang berjuang mengusulkan ulos menjadi warisan budaya tak benda dunia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2025.
Baca Juga:
Ela mengatakan, peringatan Hari Ulos tiap 17 Oktober setelah pada tanggal tersebut di 2014 ulos dinyatakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda. (**)