
Camat Badar 'Curhat' Pahitnya MTQ Lalu, Kadis Syariat Islam Janji Keadilan
Kutacane (harianSIB.com)Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke40 Tingkat Kecamatan Badar, Jumat (4/7/2025), menjadi ajang Plt Camat
Salah satu bentuk limbah plastik yang berbahaya adalah mikroplastik. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter dan dapat membahayakan kesehatan manusia.
Mikroplastik kini sering ditemukan dalam tubuh hewan perairan maupun kemasan makanan dan minuman. Lebih mengejutkan, mikroplastik juga dapat ditemukan di dalam sayuran yang dikonsumsi oleh manusia.
Baca Juga:
Dr. Meryl "Mimi" Kallman, MD, Clinical & Scientific Lead AsaRen, dikutip dari CNBC Indonesia, mengungkapkan bahwa sayuran akar seperti wortel dan lobak berisiko mengandung mikroplastik dalam kadar yang lebih tinggi, terutama jika ditanam di tanah yang terkontaminasi mikroplastik.
"Plastik cenderung terakumulasi di akar tanaman. Oleh karena itu, lebih baik memilih sayuran daun karena memiliki kadar mikroplastik yang lebih rendah dibandingkan sayuran akar atau batang," jelas Dr. Mimi kepada CNBC Indonesia, Senin (27/1/2025).
Baca Juga:
Lebih lanjut, Dr. Mimi menambahkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dan membakar sampah di atas permukaan tanah menjadi faktor utama pencemaran mikroplastik pada tanah.
Menunjang pernyataan tersebut, sebuah studi yang dipublikasikan di Environmental Research pada 2020 menunjukkan bahwa buah dan sayuran yang dijual oleh pedagang lokal di Catania, Sisilia, Italia, mengandung mikroplastik dan nanoplastik. Hasil penelitian tersebut mencatat bahwa sayuran umbi-umbian, seperti wortel dan lobak, mengandung mikroplastik dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan sayuran berdaun seperti selada dan kol, yang memiliki kandungan mikroplastik lebih rendah.
"Secara khusus, apel merupakan sampel buah yang paling terkontaminasi, sedangkan wortel adalah sayuran yang paling terkontaminasi," ujar para peneliti dalam laporan studi.
Dr. Mimi mengatakan, makanan yang mengandung mikroplastik sangat berbahaya jika dimakan oleh manusia. Salah satu risiko kesehatan yang mengintai akibat mengonsumsi makanan dengan kandungan mikroplastik adalah inflamasi atau peradangan.
"Konsumsi mikroplastik dari makanan memang membawa potensi risiko kesehatan. Beberapa penelitian itu menunjukkan hubungan [mikroplastik] dengan inflamasi atau peradangan dan potensi toksisitas," ujar Dr. Mimi.
Berdasarkan sejumlah penelitian, Dr. Mimi mengungkapkan ada sejumlah kasus yang menemukan mikroplastik di darah manusia. Akibatnya, potensi terjadinya inflamasi bisa muncul.
"Mikroplastik bisa ditemukan di dalam darah dan menyebabkan inflamasi," ujar Dr. Mimi.
Namun, ia menyebutkan bahwa efek jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sebab, fenomena mikroplastik yang terkandung di dalam makanan adalah hal baru yang masih diteliti.
Guna meminimalisir potensi mengonsumsi mikroplastik, Dr. Mimi mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan yang dikemas di dalam plastik sekali pakai dan beralih untuk memakan makanan segar.(*)
Kutacane (harianSIB.com)Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke40 Tingkat Kecamatan Badar, Jumat (4/7/2025), menjadi ajang Plt Camat
Jakarta(harianSIB.com)Mantan Penjabat (Pj) Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Sugeng Riyanta, resmi ditunjuk sebagai Direktur D pada Jaksa Ag
Medan(harianSIB.com)Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution melantik 60 pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Pemerintahan Pr
Jakarta(harianSIB.com)Dua Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
Panyabungan(harianSIB.com)Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kediaman dan kantor Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ru