Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 25 Juni 2025

Benarkah Tato Berisiko Bagi Kesehatan

Robert Banjarnahor - Kamis, 06 Maret 2025 12:24 WIB
163 view
Benarkah Tato Berisiko Bagi Kesehatan
(ViDIstudio/ Freepik)
Ilustrasi tato.
Jakarta (haroanSIB.com)
Para peneliti mengimbau individu yang berencana membuat tato untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menato tubuh dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan kelenjar getah bening.

Dilansir Medical Daily dan dikutip dari Antara, Kamis (6/3), penelitian sebelumnya menemukan bahwa tinta tato dapat menembus kulit dan berpindah ke kelenjar getah bening, sehingga memunculkan kekhawatiran tentang potensi risikonya bagi kesehatan.

Namun, membuktikan hubungan langsung antara tato dan peningkatan risiko kanker bukanlah hal yang mudah. Efek paparan tinta
Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal BMC Public Health, para ilmuwan menganalisis dampak jangka panjang tato menggunakan data lebih dari 5.900 pasangan kembar di Denmark.

Baca Juga:

"Aspek unik dari studi kami adalah kemampuan membandingkan pasangan kembar, di mana salah satunya mengidap kanker, sementara mereka memiliki banyak faktor genetik dan lingkungan yang sama," ujar peneliti Jacob von Bornemann Hjelmborg dalam siaran persnya.

"Ini memberi kami metode yang lebih kuat untuk menyelidiki apakah tato itu sendiri dapat memengaruhi risiko kanker," katanya.

Baca Juga:

Hasil penelitian yang baru menunjukkan insiden kanker kulit dan limfoma yang lebih tinggi pada individu bertato dibandingkan dengan saudara kembar mereka yang tidak bertato.

Temuan menarik lain dari penelitian ini adalah bahwa risiko yang terkait dengan tato tidak sama di semua desain.

Individu dengan tato lebih besar, yang ukurannya lebih besar dari telapak tangan, punya risiko kanker yang lebih tinggi.

Selain itu, semakin lama tato berada di tubuh, semakin besar pula risikonya.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak tinta yang terkumpul di kelenjar getah bening, yang selanjutnya dapat meningkatkan kemungkinan kanker kulit dan kelenjar getah bening.

"Kami dapat melihat partikel tinta terkumpul di kelenjar getah bening, dan kami menduga tubuh menganggapnya sebagai zat asing," kata kata Henrik Frederiksen, salah satu penulis hasil studi.

"Ini bisa berarti sistem imun terus-menerus berusaha merespons tinta, dan kami belum tahu apakah strain yang terus-menerus ini dapat melemahkan fungsi kelenjar getah bening atau menimbulkan konsekuensi kesehatan lainnya," katanya.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami fungsi kelenjar getah bening pada tingkat molekuler dan apakah jenis limfoma tertentu lebih terkait dengan tato daripada yang lain.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru