Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 09 Juni 2025

Sering Minum Antibiotik? Anak Rentan Alami Dampak Kesehatan Serius

Robert Banjarnahor - Minggu, 20 April 2025 14:46 WIB
132 view
Sering Minum Antibiotik? Anak Rentan Alami Dampak Kesehatan Serius
Foto: Net
Jakarta(harianSIB.com)
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Diseases mengungkap bahwa penggunaan antibiotik secara berulang, khususnya pada masa kanak-kanak, dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.

Dilansir dari Medical Daily Kamis (17/4), para peneliti menemukan bahwa paparan antibiotik yang terlalu sering pada anak dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus yang masih rapuh. Gangguan ini dapat memicu berbagai kondisi alergi di kemudian hari, seperti asma, alergi makanan, hingga hay fever atau demam serbuk sari.

"Antibiotik memang berperan penting dalam mengatasi infeksi bakteri. Namun, dokter perlu lebih berhati-hati saat meresepkannya kepada anak di bawah usia dua tahun, karena penggunaan berulang bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang," ujar Daniel Horton, penulis utama studi tersebut, dikutip dari Antara.

Baca Juga:

Studi tersebut juga mencatat adanya hubungan antara penggunaan antibiotik dan risiko cacat intelektual, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan ini.

Namun tidak semua kondisi kesehatan anak terkait dengan penggunaan antibiotik, misalnya tidak ada hubungan yang signifikan antara antibiotik dan risiko timbulnya penyakit autoimun seperti penyakit celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis.

Baca Juga:

Demikian pula, para peneliti tidak menemukan hubungan yang kuat dengan kondisi perkembangan saraf seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau autism spectrum disorder (ASD).

Hubungan penggunaan antibiotik dan risiko kesehatan juga bergantung pada jenis antibiotiknya, semakin sering dikonsumsi maka semakin tinggi risikonya.

"Tidak semua infeksi pada anak kecil perlu diobati dengan antibiotik. Orang tua harus terus berkonsultasi dengan dokter anak mereka tentang perawatan terbaik," kata Horton, yang juga merupakan profesor madya pediatri dan epidemiologi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School dan Rutgers School of Public Health.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru