Medan (SIB)- Pengurus Daerah (PD) Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Sumatera Utara meminta agar ada tindaklanjut dari Lokakarya Filateli Nasional 2015 dengan tema "Filateli, Cara Pintar Mengenal Dunia" yang dilaksanakan di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara pada Selasa 28 Maret 2015 yang lalu.
Hal itu dikatakan Ketua PD PFI Sumatera Utara Lukman Yanis didampingi wakil ketua Fadmin Malau didampingi Sekretaris PD PFI Sri Hartati kepada SIB, Jumat (8/5) di Medan ketika mengadakan persiapan mengikuti Rapat Tahunan Nasional (RTN) Filateli Indonesia yang akan dilaksanakan di Bali pada 15 Mei 2015 mendatang.
Menurutnya Lokakarya Filateli Nasional 2015 yang dilaksanakan Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika pada dasarnya sudah baik, tetapi belum cukup bila hanya sebatas seremonial saja.
Filateli harus bisa diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lokakarya Filateli Nasional 2015 itu menghadirkan 100 siswa dari 20 sekolah SMP dan SMA yang ada di kota Medan beserta para guru untuk mengenalkan filateli.
Menurut Fadmin kegiatan Filateli memiliki nilai edukasi (Pendidikan) yang sangat baik bagi remaja pelajar dan generasi muda Indonesia.
PD PFI Sumatera Utara dan Pengurus Cabang PFI siap membantu pemerintah kabupaten di Sumatera Utara untuk memajukan Filateli dengan melakukan kerjasama dengan pihak PD PFI Sumatera Utara danPC PFI yang ada di daerah kabupaten di Sumatera Utara.
Lukman Yanis yang sehari-harinya wartawan SIB, Filateli adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya seperti Sampul Hari Pertama. Pengumpulan benda-benda pos itu kebanyakan mengutamakan edisi lama, meski edisi baru juga ikut dikumpulkan. Semakin tua usia benda pos tersebut, maka harganya semakin tinggi. Di Indonesia, kegiatan Filateli mendapat dukungan dari PT Pos Indonesia. Di setiap kantor pos besar terdapat loket atau ruang filateli.
Filateli merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dari tingkatan anak-anak (pelajar SD), remaja, orang tua, hingga kakek-nenek. Tidak banyak hobi seperti ini. Hobi Filateli tidak harus mahal, meskipun sangat tergantung kepada orang menjalankannya. Kalau awalnya hobi ini disebut dengan “Rajanya Segala Hobi Dan Hobi Para Rajaâ€.
Karena banyak orang yang sudah mengumpulkan benda–benda pos maka dibentuklah Perkumpulan Filatelis Indonesia dahulu namanya masih bahasa Belanda. Perkumpulan ini dibentuk di zaman penjajahan Belanda tepatnya tanggal 29 Maret 1922.
Dunia surat menyurat pun terus berterbangan sebagaimana logo PT Pos dengan gambar burung merpati.
Namun dengan perkembangan zaman teknologi digital seperti media sosial, SMS penggunaan nampaknya prangko mulai terlupakan, dunia surat–menyurat pun kian tergusur. PT Pos Indonesia pun konsisten menerbitkan prangko seri terbaru, termasuk 12 seri baru pada tahun 2015.
Filateli tidak sekedar memperkenalkan ragam budaya, kekayaan alam dan aneka ragam fauna dan flora antar daerah, tetapi juga universal hingga pada tatanan kehidupan masyarakatnya. Kecintaan terhadap benda-benda pos (filateli) akan menumbuhkan semangat kebangsaan untuk mengenal dunia. (C20)