Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 01 Agustus 2025
Dari Seminar Wirausaha Kaum Muda Pasaribu Kota Medan

Generasi Muda Batak Itu Petarung, Tidak Takut Hadapi Kompetisi

- Senin, 25 Mei 2015 20:40 WIB
964 view
Generasi Muda Batak Itu Petarung, Tidak Takut Hadapi Kompetisi
Medan (SIB)- Kalangan generasi muda Batak seharusnya tidak perlu takut menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Justru sebaliknya, orang Batak itu masyarakat berbudaya tinggi dan berjiwa  petarung yang siap menmgambil peluang dan keuntungan dari  setiap kompetisi termasuk pasar bebas ASEAN.

Pasalnya, MEA memberi keuntungan dan peluang, di antaranya para pekerja bisa mencoba peruntungannya di negara ASEAN mana saja yang diinginkan,memberi keuntungan berupa devisa pariwisata dan kekayaaan budaya.

MEA juga memberi manfaat, antara lain adanya pembebasan biaya fiskal, bebas visa dan kesepakatan kerjasama yang saling menguntungkan (khususnya bidang jasa kontruksi) dengan gaji yang sama besar atau sesuai rate ADB di negara ASEAN.

“Para pemain di pasar MEA itu adalah saudara  orang-orang Batak juga. Merujuk sejarah  marga Pasaribu , Raja Batak  itu berasal dari Siam, maka orang-orang ASEAN itu adalah saudara-saudara orang Batak yang ada di Teluk Siam, seperti suku bangsa dari Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja dan sebahagian suku bangsa dari Filippina (dongan tubu). Tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri menjadi petarung di pasar MEA. Jadi sebenarnya MEA tidaklah menakutkan," kata pengusaha konstruksi Sumut Ir Junjungan Pasaribu ACPE, pada Seminar Sehari Mendorong Generasi Muda Pasaribu Menjadi Wirausaha Muda di Istana Koki Medan, Jumat (22/5).

Seminar dibuka Walikota Medan diwakili Kadis Pencegahan dan Pemadam Kebakaran Drs Marihot Tampubolon,  diikuti sekitar 300  peserta dan dihadiri dua Anggota DPR RI Gus Irawan Pasaribu SE Ak MM dan Masinton Pasaribu SH, Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu SH, Ketua Pungunan Pasaribu dohot Boruna Kota Medan Drs Mangara Pasaribu beserta para tokoh marga Pasaribu di Medan diantaranya Kompol Benhard Pasaribu, AKP W Pasaribu (Kapolsek Patumbak, Relieve Sane Pasaribu, SS (Redaktur Harian SIB), Erwin Pasaribu, dr Partogi Pasaribu.

dan Ketua Panitia Benny Pasaribu SE.
Bicara soal membuka wirausaha, kata Gus Irawan Pasaribu,  bukan segalanya soal uang. Menurutnya yang utama harus diawali perencanaan yang matang, analisis pasar yang cukup dan memperkuat network atau jaringan. "Misalnya anda memiliki rencana bisnis, mari mulai dari hal-hal kecil dulu. Jika itu konsisten dilakukan, akan berlomba-lomba pemodal memodali anda. Membuka usaha bukan berarti harus skala besar dulu, tetapi dari yang kecil menjadi besar," sebutnya.
Kemudian menurut Masinton Pasaribu, hal yang juga mempengaruhi suksesnya usaha yang dibangun, adalah berani keluar dari lingkungan yang konvensional ata out of the box. Kelemahan banyak generasi saat ini adalah ketika terkungkung dalam lingkungan kemunduran dan tidak berani melawannya.

Namun seorang pelaku usaha juga harus fokus, punya prinsip dan memiliki keyakinan kuat untuk maju. Baik Gus Irawan maupun Masinton berharap 5 hingga 10 tahun lagi, akan banyak usahawan tangguh dari marga Pasaribu yang terdorong lahir dari seminar wirausaha itu.

Di tempat yang sama, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP) Sumut, Ir Murniati Pasaribu MPsi menyebutkan kunci sukses itu lahir dari keinginan sendiri, bukan karena dikarbit orang lain. Dalam kaitan berwirausaha, katanya, seseorang harus mengerahkan kemampuannya serta fokus agar usaha tumbuh dan berkembang.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Pintor M Nasution dan Akademisi Universitas Metodhist Indonesia (UMI) Medan yang tampil berbicara di seminar itu, membuka wawasan tentang alternatif usaha di pasar modal.

Ada beberapa jenis investasi, antara lain di pasar modal (saham, obligasi dan reksadana), di bank komersil (tabungan, deposito, giro), di komoditas (futures, real commodity) dan investasi langsung (emas, rumah dan tanah). Keuntungan pasar modal adalah liquid, capital gain, dividen, hanya saja kelemahannya berisiko.

Keuntungan berinvestasi di bank komersil aman dan pendapatan tetap, sedangkan kelemahannya karena untungnya kecil. Investasi komidas (liquid / berisiko), di investasi langsung (tidak fluktuatif / tidak liquid). "Bermain di saham, adalah salah satu investasi yang familiar karena investasi ini cukup menjanjikan," kata Dompak.

Sementara itu, pembicara utama seminar, Edvan Muhammad Kautsar (motivator termuda se-Asia, pengusaha muda dan penulis buku), dalam paparannya mendorong generasi muda Pasaribu untuk berwirausaha. "Kita harus jadi pengusaha," seru Edvan.

Pasalnya, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia sudah mencapai 41,81%, dimana 50% diantaranya adalah pengangguran terdidik. "Indonesia akan kebanjiran pengangguran 2020 bila tidak diantisipasi," katanya.

Pengangguran dan kemiskinan, menurutnya masih menjadi problem klasik. Salah satunya penyebabnya adalah rendahya jumlah wirausahawan. Ini mengakibatkan rendahnya tingkat kesejahteraan dan keterbatasan kesempatan kerja.

Indonesia dibandingkan negara lainnya di Asia, tertinggal dari sisi jumlah wiruasahawan, yakni masih di bawah 2% dari jumlah penduduk. Sementara Malaysia, Singapura sudah jauh di atas 2% dan bahkan China dan Jepang sudah di atas 10%. "Harapan saya dari generasi muda Pasaribu banyak menyumbang jumlah usahawan di negara ini," tukasnya.(R15/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Ekspor Sumut Naik, Impor Turun

Ekspor Sumut Naik, Impor Turun

Medan(harianSIB.com)Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah provinsi Sumut pada J