Medan (SIB)- Film ToBa Dreams yang berhasil menjadi buah bibir terutama kalangan masyarakat Batak di seantero Indonesia sudah lama membuat kalangan masyarakat terutama kaum muda Luat Pahae, Kabupaten Tapanuli Utara pengen ikut menonton langsung. Soalnya di sebagian wilayah Tapanuli tidak ada lagi biskop.
Setelah film percintaan yang sarat makna hidup dan mengangkat nilai-nilai luhur Batak itu diputar di seluruh bioskop di Indonesia selama tiga bulan lebih, barulah niat kelompok masyarakat Luat Pahae bisa kesampaian. Istimewanya, produser film yakni Letjen (Purn) DR TB Silalahi, SH melalui Libianko Sianturi yang juga pemuda perantau Luat Pahae di Medan yang memasilitasi mereka nonton bareng di Bioskop Hermes Place Jalan Mongonsidi Medan, Rabu (22/7).
Komunitas generasi muda dan tokoh pemuda bona pasogit Luat Pahae maupun perantau yang ikut nonton bareng itu tergabung dalam Aliansi Masyarakat Luat Pahae (AMLP) antara lain Lamsiang Sitompul, SH, MH (Ketua), Lisnawaty Hutagalung, Sutrisno Tambunan, Sahat Sitompul (Dosen Unita), Thribwaty Sitompul, Benson Simatupang, Edyson Tanjung, Lasman Napitupulu, Hendro Nainggolan, Hermanto Tambunan, Grace Saragih, Pricilla Sinurat, Nyonya W Sitompul boru Silaban, Minta Simbolon dan Huminsa.
Usai Nobar, Lamsiang Sitompul, Sahat Sitompul dan kawan-kawannya mengaku puas bangga melihat film ToBa Dreams yang disebutnya sarat motivasi untuk pembentukan karakter masyarakat Batak agar bersikap jujur dan menjaga harga diri dan kehormatan pribadi, keluarga dan kampung halamannya. Asyiknya kata mereka pesan-pesan itu disampaikan dialog aktor film yang membuat ketawa diselingi adegan sedih yang memaksa airmata penonton menetes.
Menurut Libianko Sianturi, kesempatan nonton bareng itu diberikan karena TB Silalahi memiliki kenangan terhadap masyarakat Luat Pahae saat mengalami gempa tektonik beberapa tahun lalu. TB Silalahi yang membawa TB Center dan Artha Graha Peduli kala itu memberikan banyak bantuan kepada masyarakat seperti pengobatan gratis, memberi multi vitamin kepada ribuan masyarakat, memberi uang tunai untuk perbaikan mesjid dan gereja hingga bantuan peralatan sekolah kepada ratusan anak sekolah.
Selepas ini lanjut Lamsiang, AMLP berencana menggelar nonton bareng ToBa Dreams di Pahae agar masyarakat Luat Pahae (mencakup Pahae Julu, Pahae Jae, Simangumban dan Purbatua-red) yang banyak berminat bisa nonton gratis jika TB Silalahi mengijinkan. "Kita ingin generasi muda Luat Pahae bisa terbangun karakternya agar bona pasogit kita ini semakin maju ke depan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, disebutkan, AMLP juga mengagendakan kegiatan Lomba Martumba tingkat SMP se-Luat Pahae bertepatan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2015. Kegiatan ini untuk melestarikan melalui upaya memasyarakatkan kembali seni tari Martumba yang sejak dulu membudaya di Luat Pahae. Bahkan komponis besar Nahum Situmorang dalam bait lagunya berjudul “O Luat Pahae†menyebutkan ‘Pahae do tahu mula ni tumba da…Pahae do tahe mulani sengko da…. Komponis S Dis dalam bait lagunya berjudul “Luat Pahae†menyebutkan ‘Di rondang ni bulan I begeon tumba I marsidom-dom do mardorom …
Menurut Lamsiang Sitompul, dewasa ini seni tari Martumba malah sudah sangat jarang ditemui di seluruh wilayah Luat Pahae sehingga dikhawatirkan lama kelamaan akan lenyap ditelan jaman, bahkan dikhawatirkan juga bisa diklaim negara lain seperti kasus Malaysia yang mengklaim lagu “Rasa Sayange†sebagai karya anak bangsanya termasuk seni tortor Gordang Sambilan.
Luat Pahae sendiri memiliki banyak tokoh pejuang di masa pra kemerdekaan, pasca kemerdekaan dan seniman di antaranya, almarhum Syech Ibrahim Sitompul yang berasal dari Desa Janji Angkola, Kecamatan Poerbatua, dia ikut berjuang melawan kolonial Belanda.
Almarhum Gortap Sitompul yang berasal Desa Sibaganding, Pahae Julu, dikenal sebagai pencetak uang Oerips (Oeang Repoeblik Provinsi Soematera) pada awal kemerdekaan tahun 1946. Kemudian, Ir Mananti Sitompul yang berasal dari Desa Janji Angkola, Kecamatan Purbatua adalah mantan Menteri PU pada jaman Presiden Soekarno.
Selain itu untuk generasi berikutnya juga banyak putra daerah Luat Pahae yang dipercaya di negeri ini menjadi pejabat negara di pemerintahan, pejabat militer maupun di legislatif dan judikatif. Dr Panangian Siregar yang berasal Onan Hasang, Kecamatan Pahae Julu adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup di jaman Presiden Megawati.
Ada juga almarhum Burhanuddin Napitupulu dari Desa Sibulan-bulan, Kecamatan Purbatua adalah mantan anggota DPR RI. Almarhum Brigjen TNI Hamonangan Sitompul yang dikenal sebagai pemrakarsa pembangunan jembatan balley penghubung Sigompulon-Sibaganding. Brijen (Pol) Joseph Sitompul dikenal sebagai pemrakarsa pendirian Pospol Pembantu di Onan Joro berasal dari Hutabagasan Sigurung-gurung, Pahae Jae.
Selain itu banyak deretan nama tokoh yang sudah berkiprah di nasional hingga saat ini yang namanya tidak cukup untuk dituliskan. Namun satu nama yang sudah melegenda di seluruh masyarakat Batak adalah almarhum Guru Siddik Sitompul yang akrab dipanggil S Dis merupakan komponis dan pencipta lagu yang dikenal luas seangkatan Nahum Situmorang.
(A12/d)