Pangkalansusu (SIB)- Seorang tekong boat, Suheri Tanjung (40) warga Jalan Pembangunan, Kelurahan Beras Basah, Kecamatan Pangkalansusu, Senin (13/1) dinihari, disandera kawanan OTK bersenjata api di perairan perbatasan Langkat-Langsa, Aceh. Hal itu diungkapkan sejumlah nelayan yang ditemui SIB, Selasa (14/1) di Pangkalansusu.
Menurut nelayan, selain perompak bersenpi yang diperkirakan tiga orang berhasil menyandera tekong boat, Suheri Tanjung dan meminta uang tebusan Rp 30 juta, juga menguras habis ikan hasil tangkapan nelayan tradisional termasuk membawa kabur komputer serta alat-alat boat berharga lainnya.
Tidak mampu menyanggupi permintaan OTK, pihak keluarga korban melakukan negosiasi melalui telepon selular, namun sampai Selasa (14/1) siang belum ditemukan kata sepakat, OTK semula meminta uang tebusan Rp 30 juta, dan kemudian turun mejadi Rp 15 juta, tapi keluarga korban hanya mampu memberi uang tebusan sebesar Rp 5 juta, ujar nelayan.
Sementara dua anak buahnya (ABK) yakni, Yusuf (21) dan Tata (23) warga yang sama dizinkan kembali pulang ke Pangkalansusu dengan menumpang boat milik nelayan. Para kawanan menitip pesan kepada kedua nelayan bernada ancaman, “ Jika Tekong, Suheri ingin selamat, maka majikannya harus menyetor uang puluhan juta rupiah kepada OTK.â€
Hingga, Selasa (24/1) siang menurut keluarga korban, Suheri belum dapat dipastikan kapan akan dibebaskan, sebab belum ada kata sepakat antara pihak keluarga korban dengan pihak OTK terkait jumlah uang tebusan yang akan disetorkan.
Informasi yang diterima SIB, Selasa (14/1) menjelang sore dari seorang keluarga korban mengatakan, sang tekong, Suheri Tanjung dikabarkan berhasil kabur dari sekapan OTK dan kini berada di Mapolres Langsa.
Sementara itu, sejumah nelayan mendesak aparat keamanan dapat segera mengusut jaringan sindikat perompak bersenjata di perairan Langkat, Selat Malaka, Perbatasan RI-Malaysia termasuk di wilayah Aceh yang selama ini kerap menyandera para nelayan asal Langkat. (B3/ /w)