Polres Tanah Karo Akhirnya Ringkus Terduga Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur

Karo (harianSIB.com)
Polres Tanah Karo meringkus OSM (35) warga Desa Tanjung Morawa di Desa Tiganderket, Kecamatan Tiganderket, Selasa (4/1/2025).

OSM diringkus atas laporan puluhan anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) bersama orang tua korban didampingi Robertus Singarimbun, seorang kepala desa (Kades) di Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo ke Satreskrim Unit PPA Polres Tanah Karo, Selasa (4/2/2025) pagi.

Mereka membuat laporan pengaduan ke Polres Tanah Karo, terkait adanya pengakuan anak-anak mereka yang diduga telah menjadi korban pencabulan (sodomi) oleh terduga pelaku berinisial OSM (35), seorang buruh tani, warga desanya.

Baca Juga:

• Kodim 0205 TK, Yonif 125 SMB dan Kejari Karo Beri Kejutan Kue Ulang Tahun ke Polres Tanah Karo
• Polres Tanah Karo Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Hotel Aritha

Kasat Reskrim Polres Tanah Karo, AKP Ras Maju Tarigan ketika dihubungi, Selasa (4/2/2025) malam membenarkan bahwa pihaknya telah meringkus terduga pelaku.

"OSM saat ini menjalani pemeriksaan ," ungkapnya singkat.

Baca Juga:

• Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polres Tanah Karo Ziarah di Makam Pahlawan Kabanjahe
• Polres Tanah Karo Gelar Perlombaan Olahraga Internal Personel

Disinggung pasal yang akan dikenakan, dia menjelaskan OSM masih menjalani pemeriksaan.

Sebagaimana disiarkan sebelumnya, Kepala Desa, Robertus Singarimbun mengatakan adanya pengakuan seorang anak laki-laki masih duduk di bangku SD kepada neneknya bahwa dirinya telah disodomi seseorang pria dewasa, warga desa yang sama.Pengakuan anak itu sontak membuat nenek anak itu dan keluarganya terkejut.

"Curiga kalau korban tidak hanya satu, kami pun dari pemerintahan desa berinsiatif mendatangi sekolah untuk sama-sama menanyakan kepada anak-anak didik yang diduga pernah jadi korban pencabulan oleh terduga pelaku cabul berinisial OSM itu," katanya.

Berdasarkan keterangan dan pengakuan para korban yang juga pernah mengalami hal yang sama, ternyata jumlahnya ada berkisar 10 orang anak.

"Ceritanya, setiap ingin melakukan pencabulan, pelaku menawarkan uang jajan kepada korban. Lalu korban dibawa ke ladang untuk melampiaskan hasratnya," kata Robertus.(*)