Simalungun
(harianSIB.com)Warga Jalan Veteran,
Kelurahan Perdagangan I,
Kecamatan Bandar,
Kabupaten Simalungun, digemparkan dengan penemuan jasad seorang remaja laki-laki di dalam rumahnya sendiri, Rabu (6/8/2025) siang. Korban diketahui bernama Frans Stevenly (15), seorang pelajar SMP yang ditemukan tewas dengan kondisi kepala terbungkus plastik putih dan tangan terikat ke belakang.
Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui oleh Sudarwi, paman korban, yang diminta sang ibu, Suliani Jingga, untuk mengecek kondisi Frans. Sejak 4 Agustus, Suliani bersama anak sulungnya pergi ke Berastagi, meninggalkan Frans seorang diri di rumah. Kekhawatiran muncul ketika sang ibu tidak bisa menghubungi putranya selama dua hari.
"Karena tak kunjung bisa dihubungi, saya minta tolong adik saya untuk melihat kondisi Frans di rumah," ujar Suliani.
Baca Juga:
Saat tiba di rumah, Sudarwi mendapati pintu terkunci dan tak ada jawaban saat dipanggil. Ia kemudian meminta bantuan tukang untuk membuka pintu besi rumah tersebut. Setelah berhasil masuk, ia menemukan Frans dalam kondisi tidak bernyawa di dalam kamar.
Kejadian itu segera dilaporkan ke Polsek Perdagangan. Kapolres Simalungun melalui Kasat Reskrim AKP Herison Manullang membenarkan penemuan jenazah tersebut. "Kami langsung mengamankan lokasi dan meminta bantuan Tim Inafis untuk melakukan olah TKP. Jenazah korban dibawa untuk diautopsi," kata Herison, Rabu sore.
Baca Juga:
Penyelidikan terus berlanjut hingga Kamis (7/8/2025). Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba, menyatakan bahwa penyebab kematian korban masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan di RSU Djasamen Saragih, Pematang Siantar.
"Tim kami juga sedang mengumpulkan keterangan dari keluarga korban dan saksi-saksi di sekitar, serta memeriksa peralatan elektronik milik korban untuk menelusuri komunikasi terakhir atau hal mencurigakan lainnya," jelas Verry.
Kronologi sementara menyebutkan bahwa Frans masih terlihat sehat dan bersekolah pada 4 Agustus, hari keberangkatan ibunya. Ia diduga meninggal dunia pada 5 Agustus, satu hari sebelum jasadnya ditemukan.
Kondisi tubuh korban saat ditemukan memunculkan dugaan kuat adanya unsur kekerasan. Kepala korban terbungkus plastik putih yang diikat rapat, sementara tangannya terikat ke belakang. Polisi belum menyimpulkan motif pasti, namun tidak menutup kemungkinan bahwa korban menjadi korban pembunuhan.
Peristiwa ini mengguncang warga sekitar dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga serta teman-teman sekolah Frans. Pihak keluarga berharap agar kepolisian segera mengungkap pelaku dan motif di balik kejadian tragis ini.
Polres Simalungun mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan memberikan ruang kepada aparat penegak hukum dalam mengusut kasus ini. "Kami akan bekerja profesional dan transparan. Hasil autopsi serta bukti-bukti digital akan sangat membantu dalam mengungkap kebenaran," tutup Verry.
Sementara itu, jenazah Frans Stevenly disemayamkan di rumah duka dengan pengamanan aparat, menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Proses investigasi masih berlangsung.(**)
Editor
: Bantors Sihombing