Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 17 Mei 2025

Perlu Berapa Tahun Jamuan Makan untuk Bisa Menikmati Semua Masakan Khas se-Indonesia?

- Minggu, 28 April 2019 11:40 WIB
2.065 view
Perlu Berapa Tahun Jamuan Makan untuk Bisa Menikmati Semua Masakan Khas se-Indonesia?
"Rendang" disebut sebagai makanan yang rasanya paling nikmat sedunia, setelah "nasi goreng" (CNN Travel, 2011). Tapi pernahkah terpikir apa yang membuat rendang, nasi goreng dan sate itu menjadi makanan dengan rasa yang benar-benar nikmat dan mengapa ia menjadi khas Indonesia? Jawabannya pada dasarnya tersimpan pada kenyataan sejarah bahwa sejak dulu, Kepulauan Indonesia merupakan primadona dalam hal rempah-rempah dan bahan-bahan pangan dengan iklimnya yang tropis di khatulistiwa.

Untuk membuat seporsi rendang diperlukan belasan hingga puluhan bahan dasar makanan, yang kebanyakan adalah rempah-rempah. Menyebut rendang sebagai makanan terenak sedunia mungkin saja karena belum mencoba berbagai sajian makanan lain selain rendang masakan khas Sumatera Barat itu. Bagaimana dengan Dalca Daging khas Aceh, atau Soto Tangkar khas Karawang Jawa Barat, atau mungkin Soto Nangka khas Nusa Tenggara Barat dan banyak lagi. Kekhasan masakan di Kepulauan Indonesia ditandai dengan bumbu dan rempah masak yang digunakan dalam menghidangkannya. Meja makan, bagaimanapun adalah tempat budaya tradisi manusia paling langsung kaitannya dengan karakteristik ekologis di sekitar di mana budaya tersebut bertumbuh dan berkembang.

Dari pendataan yang dilakukan secara partisipatif di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia www.budaya-indonesia.org, terpilihlah sekitar 1.370 masakan khas makanan dan minuman tradisi di Kepulauan Nusantara. Bahan-bahan masakan yang digunakan menjadi semacam unit terkecil informasi yang menandai bagaimana satu makanan/minuman "bersaudara" dengan makanan/minuman lain, dari daerah yang berbeda. Bisa dibayangkan terdapat sekurangnya 50 jenis soto di berbagai kawasan di tanah air, dan lebih dari 60 jenis masakan sate di kepulauan Nusantara. Rendang pun tak hanya ada dalam tradisi masakan Sumatera Barat, karena masakan rendang juga ditemukan di Aceh dan Sumatera Utara dengan kekhasan yang berbeda pula.

Keragaman bahan makanan di Indonesia luar biasa mengingat keragaman ekologis yang menjadi konsekuensi wajah geografinya yang adalah kepulauan. Lebih dari 30% makanan khas di Indonesia memiliki lebih dari 10 bahan masakan untuk membuatnya. Akulturasi kuliner pun merupakan hal yang lumrah dan menjadi penguat diversitas keberagaman makanan dan minuman se-Nusantara itu. Kebanyakan menggunakan bahan-bahan umum seperti bawang merah, bawang putih, cabe, jeruk nipis, jahe, merica, kunyit dan santan. Namun penggunaan bahan-bahan rempah yang unik di masing-masing daerah menjadikan variasi menjadi seolah tak berhingga. Mengkombinasikan berbagai bumbu bahan masakan berpotensi menjadi semacam "inovasi kuliner" khas Indonesia, yang dari berbagai kombinasi-kombinasi yang luar biasa banyaknya itu, dapat dihasilkan masakan-masakan baru. Belum lagi variasinya jika dicatat bahwa dari ribuan data kuliner tersebut terdapat kurang dari 100 jenis sambal dan saus se-Nusantara. Tiap saus/sambal memiliki konfigurasi dan elemen bahan makanan yang berbeda-beda, yang di lidah kita, masing-masing menghadirkan cita rasa yang unik pula.

Belum lagi jika kita menyebut manfaat dan khasiat, karena bagaimanapun bahan-bahan rempah memiliki khasiat yang unik bagi tubuh. Begitu banyak bahan rempah yang menjadi bahan dasar untuk jamu dan pengobatan tradisional tertentu. Eksplorasi kuliner Nusantara menunjukkan horizon yang sangat luas dalam hal cita rasa.

Sebuah aplikasi mobile disiapkan oleh Komunitas Sobat Budaya dan Bandung Fe Institute yang memungkinkan eksplorasi dari ribuan bahan-bahan makanan tersebut secara interaktif. Sebuah Peta Kuliner Indonesia yang diberi nama "NusaKuliner" dan tersedia untuk diunduh untuk tablet android dan iPad para pembaca.

Bayangkan bahwa jika kita misalnya menyantap satu masakan untuk makan malam kita setiap hari, maka untuk mencobai semua Peta Nusa Kuliner ini, dibutuhkan waktu lebih dari 3 tahun! Mari merayakan keberagaman Indonesia di meja makan kita! (bfinews.com/q)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru