Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Peran Serta Organisasi STM Dalam Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Batak

* Oleh: St P Manullang
- Sabtu, 12 Maret 2016 16:33 WIB
2.748 view
Peran Serta Organisasi STM Dalam Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Batak
Medan (SIB)- Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, manusia tidak dapat hidup sendiri namun harus berinteraksi dengan yang lain. Karena kebutuhan dan keinginan manusia itu tidak terbatas. Satu dipenuhi muncul kebutuhan dan keinginan berikutnya. Demikian seterusnya akhirnya, manusia secara sosial membutuhkan suatu wadah berkumpul dan sekarang dikenal dengan Serikat Tolong Menolong (STM)

STM adalah wadah atau kelompok masyarakat yang dibentuk secara swadaya yang keanggotaannya berada di wilayah yang sangat terbatas. Pada umumnya tujuan dibentuknya STM ada tiga: Pertama untuk saling membantu baik suka dan duka. Kedua  mempererat persaudaraan, dan ketiga melestarikan adat dan budaya

Selain ketiga tujuan tersebut, ada juga beberapa STM memiliki tujuan menyalurkan bakat dan talenta,  atau potensi yang dimiliki anggota, atau membuat kegiatan bersama melibatkan anggota STM

Namun hingga saat ini keberadaan STM sebagai institusi sosial di masyarakat masih dipandang "sebelah mata" oleh pemerintah maupun pihak swasta. Namun di saat-saat tertentu (baca: pemilu, pilkada, pilkades), ada pihak-pihak tertentu mendatangi pengurus STM guna meminta dukungan politik. Dan biasanya, baik di tingkat pengurus STM maupun anggota sering terjadi pro dan kontra. Ada yang mendukung, ada juga menolaknya. Pihak yang menolak memberi alasan, STM bukan organisasi politik. Sedangkan yang mendukung berargumen, hal itu sah-sah saja karena yang berhak memberikan suara adalah masing-masing anggota. Sedangkan peran STM hanya untuk mempertemukan yang meminta dukungan dengan pemilik suara. Jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Khusus bagi etnis Batak di mana pun berada, sebenarnya keberadaan STM atau yang sering disebut Serikat Persahutaan sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Sebab bisa kita bayangkan, pada keluarga yang sedang berduka, tidak terdaftar sebagai anggota STM/Serikat Persahutaan di tempat tinggalnya atau keluarga tersebut melaksanakan kegiatan suka, seperti pesta pernikahan, ulang tahun, atau acara adat akan menjadi bahan pembicaraan khalayak dan cenderung dicibir.

Kendati yang mempunyai acara atau musibah itu memiliki " kekayaan materi" yang berlimpah (kaya dan berada) tapi dalam acara suka dan duka tidak dihadiri para tetangganya, sudah pasti menimbulkan tanda tanya dari para kerabat atau undangannya yang datang dari berbagai tempat.

Sejauh ini peran dan fungsi  keberadaan STM/Persahutaan dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki belum produktif dan optimal guna mewujudkan tujuan utama kehadiran STM tersebut. Secara legal status umumnya belum berbadan hukum yang diakui negara (akte), tata organisasi hanya diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Sedangkan menjalankan program kerja STM belum menerapkan managemen POAC (Planning, Organitation, Actuating and Controling) secara konsisten. Bahkan belum ada penataan organisasi STM mengacu kepada analisis SWOT (Kekuatan-Kelemahan-Tantangan-Peluang). Akibatnya sangat sulit bagi sebuah STM mengetahui capaian-capaian yang sudah berhasil dilakukan selama bertahun-tahun, atau sejak berdiri. Selain itu, sering juga terjadi roda STM tidak normal berjalan. Selain karena sumber dana yang terbatas, juga bisa terjadi karena Sumber Daya Manusia (SDM) anggota/pengurus yang kurang memahami makna dan manfaat STM yang sebenarnya.

Berangkat dari ragam persoalan yang dihadapi STM atau Serikat Persahutaan tersebut dan untuk merangsang dan mengefektifkan peran dan fungsi STM sebagai organisasi masyarakat terkecil, kami menggagas dilaksanakannya sebuah seminar dengan tajuk  "Peran Serta Organisasi Serikat Tolong Menolong Dalam Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Batak". Dengan mengangkat topik ini, keresahan dan kekhawatiran dari sejumlah pihak terhadap minimnya pengetahuan generasi muda seputar kebudayaan Batak akan dapat teratasi

STM sebagai organisasi masyarakat yang terlibat langsung dalam pelaksanaan acara adat istiadat (Batak) di lingkungannya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi kalangan generasi muda

Tujuan dari seminar tersebut untuk berbagi pengalaman tentang dan fungsi STM dalam kehidupan sosial masyarakat.  Menghimpun masukan-masukan guna mengefektifkan dan memberdayakan fungsi STM sebagai organisasi masyarakat di bidang sosial, budaya, ekonomi, politik dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Selanjutnya memberikan informasi tentang kondisi ketidak-tahuan generasi muda terhadap budaya dan membangun jaringan kerjasama di antara pengurus STM/Persahutaan. (Penulis   merupakan pensiunan Kantor Deppen Kodya Medan) (d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru