Jakarta (SIB)- Balai Arkeologi Yogyakarta kembali mengekskavasi Situs Liyangan di Dusun Liyangan, Kelurahan Purbasari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada 18-20 Juni 2014. Penelitian di situs berupa kompleks hunian itu sangat penting karena menjawab misteri relief-relief pada candi.
Kepala Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta Siswanto mengatakan, selama ini, di sekitar Yogyakarta dan Jateng kebanyakan ditemukan candi-candi dan tempat peribadatan. Namun, hunian masa lalu Jawa periode Mataram Kuno tidak pernah ditemukan.
“Di Situs Liyangan inilah kami pertama kali menemukan kompleks permukiman Mataram Kuno. Penemuan ini menjawab misteri relief-relief candi, seperti di Borobudur yang menggambarkan tradisi membajak sawah atau menumbuk padi. Di situs ini, kami benar-benar temukan cerita-cerita itu secara riil,†kata Siswanto, Kamis (12/6/2014).
Dalam ekskavasi selama itu, tim akan menelusuri kelengkapan struktur kompleks permukiman Mataram Kuno yang berkembang abad VII-X Masehi itu.
Menurut Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan dari Balar Yogyakarta Sugeng Riyanto, arkeolog akan menelusuri ruang-ruang permukiman, menganalisa artefak-artefak, dan menelusuri aspek geologis lingkungan purba Liyangan sebelum tertutup material vulkanik Gunung Sindoro.
Tertimbun letusan
Berdasarkan hasil penanggalan radiokarbon pada sampel Situs Liyangan, terdeteksi bahwa di Liyangan pernah berkembang permukiman dalam kurun waktu antara tiga dan empat abad. Perkembangan permukiman diperkirakan berlangsung bertahap, mulai dari komunitas kecil terdiri atas beberapa keluarga, lalu komunitas lebih besar, dan kemudian menjadi kerajaan.
Setelah menghuni sekian lama, mereka membuat areal peribadatan dan areal pertanian. Seiring perkembangan kemakmuran, daerah itu berkembang menjadi kerajaan besar yang kemudian tertimbun material erupsi Gunung Sindoro sekitar abad ke-10, setebal 6-8 meter. Sugeng memprediksi, masyarakat di tempat itu pernah mengungsi sebelum erupsi. Diperkirakan, mereka pindah ke sekitar Parakan, daerah yang sekarang berkembang menjadi kota kecil yang ramai di Temanggung.
Keunikan permukiman Mataram Kuno Liyangan terletak pada tiga areal berbeda yang menyatu menjadi kompleks luas. Areal paling bawah dimanfaatkan sebagai tempat hunian, di atasnya dibangun areal peribadatan berupa struktur candi, dan bagian paling atas merupakan areal pertanian.
Sisa-sisa permukiman di Liyangan terdeteksi dari temuan arang kayu, bambu dan ijuk. Di sisi atasnya ditemukan struktur candi Hindu kuno dari batuan andesit, dan di bagian paling atas ditemukan sisa-sisa kelapa dan padi.
(Kps/h)