Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 07 Agustus 2025

Fakta Unik Suku Boti NTT, Bukti Keragaman Budaya di Timur Indonesia

Redaksi - Sabtu, 11 April 2020 19:37 WIB
655 view
Fakta Unik Suku Boti NTT, Bukti Keragaman Budaya di Timur Indonesia
instagram.com/sahabtlensa83
MENENUN : Seorang wanita Suku Boti menenun kain tenun Boti yang punya warna dan motif yang sangat cantik.
Indonesia adalah negara yang sungguh cantik dan unik. Mulai dari kekayaan alam hingga keragaman suku dan budayanya. Saking banyaknya keindahan itu, entah berapa tahun yang dibutuhkan agar bisa menjelajah semua sudut negeri ini.

Salah satu keunikan yang mungkin belum pernah kamu dengar tentang Indonesia adalah suku Boti. Mendiami desa di pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, suku Boti adalah bukti keragaman adat dan budaya di timur Indonesia.

Begini fakta unik tentang suku Boti.
1. Masih menganut animisme
Menempati desa dengan nama yang sama, yaitu Desa Boti, suku Boti dikenal sebagai penganut kepercayaan animisme. Mereka tidak memeluk satu agama yang diakui negara, melainkan meyakini kepercayaan mereka yang disebut Halaika.
Suku Boti menyembah Mama, penguasa alam dunia bernama Uis Pah dan Bapa penguasa alam baka bernama Uis Neno. Uis Pah sebagai ibu yang menjaga, mengawasi, dan mengatur manusia dan alam semesta. Sementara Uis Neno sebagai bapak yang akan menentukan seseorang akan masuk surga atau neraka berdasarkan perbuatannya semasa hidup.

2. Satu-satunya kerajaan yang masih tersisa
Menjadi bagian dari kabupaten Timor Tengah Selatan, Desa Boti yang masuk Kecamatan Kie merupakan satu-satunya kerajaan yang masih tersisa pada zamannya. Konon, dahulu Timor Tengah Selatan dihuni oleh beberapa kerajaan kecil.
Namun, seiring berjalannya waktu, kerajaan lain luntur dimakan modernisasi dan menyisakan suku Boti saja yang masih bisa bertahan hingga sekarang.
Kini, suku Boti dipimpin oleh seorang raja bernama Usif Nama Benu yang menggantikan ayahnya, Usif Nune Benu yang wafat pada 2005 silam.

3. Sebagian tidak mengenyam sekolah formal
Untuk terus menjaga adat dan kepercayaan, suku Boti hanya memperkenankan sebagian anak-anak untuk bisa sekolah. Dalam satu keluarga, anak-anak dibagi dua kelompok, yaitu kelompok yang diizinkan sekolah dan kelompok yang tidak boleh sekolah.
Hal tersebut sebagai upaya untuk terus melestarikan adat istiadat mereka dan kepercayaan Halaika. Sehingga tak heran jika sebagian penduduk suku Boti tak bisa berbahasa Indonesia, termasuk Raja Boti. Mereka menggunakan bahasa daerah mereka yang disebut bahasa Dawan untuk berkomunikasi sehari-hari.

4. Satu minggu di Desa Boti terdiri dari sembilan hari
Keunikan lain dari suku Boti adalah mereka memiliki kalender sendiri yang terdiri dari 9 hari. Masing-masing nama hari menyimpan filosofi masing-masing.
Kesembilan hari tersebut, yaitu neon ai (hari api), neon oe (hari air), neon besi (hari besi), neon uis pah ma uis neno (hari dewa bumi dan dewa langit), neon suli (hari perselisihan), neon masikat (hari berebutan), neon naek (hari besar), neon liana (hari anak-anak), dan neon tokos (hari istirahat).

5. Dianugerahi kemampuan seni yang luar biasa
Salah satu hasil seni yang paling tersohor dari Desa Boti adalah kain tenunnya yang punya warna dan motif yang sangat cantik. Kabarnya, kain tenun Boti ini dijadikan mas kawin di Papua Barat. Proses menenun kain bisa memakan waktu berbulan-bulan karena dilakukan dengan alat tradisional.
Harga kainnya sendiri bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan rupiah. Selain kain tenun, suku Boti juga terkenal dengan seni pahat, perhiasan, dan alat musiknya.
Sayangnya, akses masuk ke desa Boti sampai saat ini masih terbilang sulit. Kondisi jalan raya utama dari Kupang menuju Timor Tengah Selatan memang terbilang mulus. Namun, kemudian berubah menjadi jalan tanah liat berbatu setelah melewati Niki-niki, desa terakhir sebelum masuk kawasan pegunungan.
Supaya aman, bisa naik mobil four wheel drive. Jika berniat naik motor, pastikan kondisi motor prima. Segera hentikan perjalanan kalau hujan tiba-tiba turun karena akan sangat berbahaya. Waktu tempuh dari Kupang ke Desa Boti sekitar 5-6 jam perjalanan.
Nah, itulah beberapa fakta unik dari suku Boti yang mendiami desa Boti di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan dan makin cinta sama Indonesia. (idntimes.com/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru