Bali memang sudah tidak asing sebagai tonggak utama pariwisata di Indonesia. Keindahan alamnya terbukti mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Keindahan alamnya tak luput dari kearifan lokal yang unik dan sayang untuk dilewatkan.
Mau tau kearifan lokal apa saja yang hanya bisa kamu rasakan di Bali? Simak di bawah ini!
1. Mapeed atau Madeeng
Pemakaman pada umumnya menjadi momen yang menyedihkan dan diiringi dengan suasana berkabung. Namun, beda halnya dengan Pulau Dewata yang justru mengantarkan sang pendahulu dengan riasan anggun berbalut pakaian tradisional.
Tradisi ini dikenal dengan istilah "Mapeed" atau "Madeeng". Mapeed adalah iring-iringan gadis-gadis Bali yang mengenakan pakaian adat disertai riasan wajah lengkap. Iringan ini dilakukan oleh keluarga mendiang, mulai dari anak kecil hingga remaja.Tradisi ini juga dilakukan pada upacara besar keagamaan sebagai bentuk rasa syukur.
2. Megibung
Magibung adalah tradisi makan bersama yang dilakukan pada acara perayaan istimewa seperti pernikahan.
Inti dari tradisi ini adalah sekelompok orang duduk melingkar dan makan dari satu wadah yang sama. Setiap daerah memiliki caranya masing-masing. Ada yang menggunakan daun pisang, ada juga yang menggunakan bambu sebagai alasnya.
3. Metatah atau potong gigi
Berbeda dengan tradisi sebelumnya, tradisi ini tidak hanya budaya namun juga terkait agama. Umat Hindu di Bali hingga kini masih memegang tradisi Metatah. Remaja yang dianggap usianya sudah mencukupi, maka gigi taringnya akan dikikir.
Makna mengikir gigi taring adalah untuk menghilangkan sifat-sifat raksasa dalam diri manusia.
4. Perang api
Kalau di Pulaujawa ada Perang Ketupat, di Bali ada Perang Api. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh para pemuda desa. Perang api, dapat ditonton saat ada hari raya besar keagamaan, salah satunya Nyepi. Layaknya tradisi lain di Bali, Perang Api juga memiliki cara beragam. Ada yang menggunakan serabut kelapa, ada juga yang menggunakan daun kelapa kering yang kemudian dibuat obor.
5. Ngedeblag
Ternyata Bali punya "Haloween" juga. Biasa disebut upacara Ngedeblag, tradisi pawai keliling desa ini dilakukan oleh pemuda pemudi yang berpakaian adat dan berdandan seram. Masyarakat desa sengaja berdandan seram sebagai simbol penolak bala. Konon, hal ini dilakukan karena seringnya terjadi bencana di desa.
Kalau ingin melihat langsung, bisa ditemui di Desa Adat Penglipuran, Bangli. (IDNtimes/c)