Setiap pria di dunia tentunya memiliki standar dan anggapan yang berbeda dalam 'menilai' kecantikan perempuan. Ada yang menganggap bahwa cantik itu berkulit putih, berhidung mancung, dan berbadan langsing.
Namun, tak sedikit juga pria yang menganggap bahwa perempuan bertubuh besar justru tampak lebih cantik dan menarik. Percaya atau tidak, hal ini turut dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan pendidikan.
Salah satunya di negara Mauritania, Afrika Barat. Para pria di negara ini sangat memuliakan perempuan yang memiliki tubuh gemuk. Hal itu mengacu oleh pepatah yang tertanam di negara tersebut yang menyebut, ''Kemuliaan seorang laki-laki diukur oleh kegemukan wanita,''.
Berbeda di negara lain yang mengagungkan wanita bertubuh kurus, wanita yang memiliki bobot besar di negara ini dianggap indah. Tradisi ini disebut dengan nama Leblouh atau penggemukan secara paksa. Mereka akan dipaksa makan dan menggemukkan badan demi kecantikan.
Ya, menurut penduduk Mauritania, wanita bertubuh gemuk akan lebih enak dipandang, cantik, kaya dan mudah diterima secara sosial. Berbeda dengan wanita bertubuh ramping yang dianggap lebih rendah dan membawa malu pada keluarga mereka.
Di negara dengan 3 juta penduduk ini, menikahi perempuan gemuk sudah menjadi impian. Di Mauritania, wanita dengan bobot badan yang besar merupakan tradisi yang harus dijalani.
Normalnya, dalam sehari orang dewasa hanya membutuhkan sekitar 2.000-2.500 kalori, tetapi para gadis di Mauritania yang mengikuti tradisi ini dapat mengkonsumsi 16.000 kalori makanan.
Dilansir ABC, Chaiaa Mohamed Salem, seorang perempuan berusia 44 tahun menceritakan pengalamannya menjalani tradisi Leblouh. Ketika beranjak dewasa, ia dipaksa mengkonsumsi susu unta yang kaya lemak dan ditambah dengan segelas lemak murni setiap hari agar berat badannya bertambah. Semakin mereka dewasa, ukuran gelas mereka semakin besar.
''Ibuku menghukumku dengan dua potong kayu, memaksaku makan dan minum lebih banyak," kata Chaiaa.
Apabila para gadis tidak sanggup menghabiskannya, mereka akan dihukum. Salah satu metode yang dilakukan adalah mengikatkan jari kaki mereka di sebuah tongkat dan ditekan dengan kuat yang membuat rasa sakit pada kaki mereka.
Chaiaa juga mengatakan bahwa perempuan di negara tersebut menginginkan memiliki lengan dan paha yang besar. Karena menurut mereka, dengan ukuran tubuh yang besar, mereka dapat menarik perhatian pria dan dapat memiliki banyak anak.
May Mint Haidy, yang sekarang menjadi ahli statistik pemerintah Mauritania mengatakan bahwa dirinya juga dipaksa menjadi gemuk oleh kedua orang tuanya. Ia pun mengungkapkan sebuah survei menunjukkan bahwa wanita berusia 15 hingga 49 tahun di negara tersebut dipaksa untuk selalu menambah berat badannya.
Berdasarkan survei tersebut, mampir 70 persen responden mengatakan mereka tidak menyesalinya. Karena obesitas menimbulkan banyak bahaya untuk kesehatan, Haidy membentuk organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini.
"Alasan kami sebagai LSM berusaha menyebarkan pesan adalah karena pemberian makanan secara paksa ini dapat menyebabkan penyakit berbahaya, seperti serangan jantung, penyakit darah," tutur Haidy.
Dengan kampanye tersebut, ia berharap para perempuan Mauritania dapat mengubah gagasan mereka tentang kecantikan. Bahwa memiliki lemak tidaklah fashionable. Tidak hanya itu, kampanye itu juga diharapkan dapat mendidik wanita di negara tersebut akan bahaya obesitas. (kumparan.co/d)