Suku Batak di Sumatera Utara terkenal dengan khasanah tradisi dan kebudayaan. Salah satunya yang kerap dilakukan yakni Mangupa-Upa.
Masyarakat Batak mengartikan Mangupa-Upa sebagai ungkapan doa atau rasa syukur yang disertai dengan petuah dari orang tua atau sesepuh.
Mangupa-Upa juga terdiri dari dua versi, yakni versi Batak Toba dan versi Batak Mandailing. Meski demikian tujuannya tetap sama yakni ungkapan doa dan rasa syukur.
Mangupa-Upa biasanya dilakukan pada momen tertentu, misalnya pernikahan, kelahiran anak, mendapat prestasi, atau pulang pergi dari kampung halaman.
Saat proses Mangupa-upa, ada pula hidangan khusus yang disediakan. Jika dalam adat Batak Toba, ikan mas arsik jadi menu utama.
Dalam Mangupa-Upa pernikahan Batak Toba, ikan mas jadi simbol agar pasangan pengantin jadi keluarga bahagia dan mendapat keturunan yang baik dan cerdas.
Sedangkan dalam Batak Mandailing, saat Mangupa-Upa akan tersaji nampan makanan berisi sirih, beras, daun pisang sitabar, ikan, daging kambing, telur ayam dan garam. Semua menu Mangupa-Upa akan disuapkan pada pasangan pengantin yang menikah.
Masyarakat Mandailing juga menyebut Mangupa-Upa dengan nama Paulak Tondi Tu Bagas. Adapun maknanya adalah mengembalikan ruh manusia yang terpisah dari jasad ketika suatu peristiwa terjadi. (Indozone.id/a)