Borobudur (SIB)- Rangkaian perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bukan hanya suatu penghayatan religius umat Buddha, tetapi juga menyangkut keindahan seni, kata Budayawan Yogyakarta, Romo Sindhunata.
"Waisak dengan kebuddhaan tidak hanya dilihat sebagai penghayatan religius tetapi juga menyangkut seni yang indah," katanya saat membuka pameran seni rupa "The Beauty of Waisak" di Borobudur, Minggu.
Ia mengemukakan Buddha dengan perayaan Waisak menunjukkan beragam keindahan, termasuk Candi Borobudur yang menjadi warisan budaya dunia dibangun oleh nenek moyang Bangsa Indonesia sekitar abad ke-8 itu.
Hal menyangkut suatu keindahan, katanya, menjadi capaian puncak yang tidak ada bedanya dengan suatu kebenaran dan kebaikan.
Ia menyebut keindahan tentang kebuddhaan dengan Waisak dan Candi Borobudur sebagai suatu pembebasan manusia.
Pameran seni rupa oleh Kelompok Alang-Alang Yogyakarta (Faymos Slamet Riyanto, Kukuh Nuswantoro, Tri Suharyanto, Fredie Slamet Widodo, Iswanto, Joko Gundul Sulistyo, dan Andon Esty) berlangsung di Limanjawi Art House sekitar 600 meter timur Candi Borobudur pada 31 Mei-30 Juni 2015 dengan tema "The Beauty of Waisak".
Sekitar 28 lukisan dan tiga patung dipamerkan di tempat yang dikelola seniman Borobudur, Umar Chusaeni itu, selain untuk menguatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa, juga menyemarakkan perayaan Waisak di Candi Borobudur oleh umat Buddha Indonesia dan luar negeri. Puncak perayaan Waisak 2015 di Candi Borobudur jatuh pada Selasa (2/6) malam.
Pada kesempatan itu, Romo Sindhunata menyatakan dukungan kepada para seniman untuk menyuguhkan karya mereka dalam berbagai kesempatan.
"Dalam ruang terbuka yang terbatas, kalau ada gereget harus kita dukung. Kreativitas tidak boleh berhenti," katanya.
Ia mengemukakan Candi Borobudur yang dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra di antara pertemuan Kali Progo dan Elo itu, telah menularkan aura seni terhadap kawasannya.
"Daerah ini daerah seni. Nenek moyang seni kita, menularkan seni, pasti jadi aura seni sekitarnya. Sekarang di sekitar Candi Borobudur tumbuh seni," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sebagai hal penting untuk pemberian kesempatan kepada seniman agar berkarya.
Ia mengatakan tidak semua daerah mempunyai aura seni sebagaimana kawasan Candi Borobudur. Candi Borobudur sebagai karya fantastis, indah, dan inkredibel, menularkan aura kepada seniman.
"Tidak semua daerah mempunyai aura seni" katanya. (Ant/y)