Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 03 Juni 2025

Rencanakan Serangan Teroris, 25 Warga Ukraina Ditahan

- Sabtu, 05 April 2014 12:49 WIB
235 view
 Rencanakan Serangan Teroris, 25 Warga Ukraina Ditahan
Moskow (SIB)- Agen Keamanan Federal Rusia FSB mengatakan telah menahan 25 warga Ukraina karena dituduh merencanakan serangan teroris pada saat referendum Crimea, bulan lalu. FSB mengatakan mereka merupakan anggota gerakan ultranasionalis dan mempersiapkan serangan di Rusia.

Agen keamanan Ukraina mengatakan laporan media Rusia menyebutkan perintah untuk melakukan serangan seperti itu merupakan "omong kosong". Ketegangan Rusia dan Ukraina meningkat setelah aneksasi Semenanjung Crimea. NATO mengatakan Rusia memiliki puluhan ribu di sepanjang wilayah perbatasan bagian timur Ukraina.

Wartawan BBC melaporkan mereka yang dilaporkan ditahan FSB termasuk tiga anggota dari kelompok nasionalis Ukraina Sektor Kanan. Warga Ukraina ini dituduh mengambil foto gerakan pasukan Rusia dan mencoba melakukan kontak dengan elemen ekstremis di Rusia. Dalam sebuah pernyataan, FSB mengatakan mereka yang ditahan telah membuat rencana serangan antara 14-17 Maret di wilayah Rusia, yaitu Rostov, Volgograd, Tver, Orel, Belgorod, Kalmykia dan Tatarstan.

Sebelumnya, pejabat pemerintah di Kiev menyatakan lebih dari 30 agen FSB terlibat dalam perencanaan operasi melawan protes antipemerintah di Kiev pada awal tahun ini. Kepala Agen Keamanan Ukraina Valentyn Nalyvaychenko juga mengatakan FSB telah mengirimkan "berton-ton", bahan peledak dan senjata dengan pesawat ke Ukraina.

Sementara itu Rusia memprotes Jerman atas pernyataan Menteri Keuangan Wolfgang Schaeuble yang menyamakan aneksasi Moskow atas Crimea dengan politik ekspasionis pemimpin Nazi Adolf Hitler pada masa Perang Dunia II.

"Kami menilai referensi historis palsu dari Menteri Jerman itu sebagai pernyataan yang provokatif. Perbandingan yang dia buat adalah manipulasi dangkal dari fakta-fakta sejarah," tulis Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan resmi.

Perdebatan antara Jerman dengan Rusia tersebut menunjukkan seberapa jauh krisis Crimea telah berdampak pada hubungan kedua negara. Berlin yang merupakan kekuatan utama Uni Eropa sebelumnya adalah pihak yang mempunyai hubungan dekat Moskow. Kanselir Jerman Angela Merkel sendiri menarik jarak dari komentar Schaeuble. Dia justru mendesak Uni Eropa untuk segera merespon aneksasi Crimea dari Ukraina yang terjadi pada bulan lalu itu.

Menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri Jerman, Rusia telah menyatakan protesnya kepada Duta Besar Jerman Ruediger von Fritsch saat melakukan kunjungan pertamanya di Moskow. Pada Senin lalu, Schaeuble mengkritik argumentasi yang digunakan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjustifikasi aneksasi terhadap Crimea.

Putin pada saat itu mengatakan bahwa negaranya harus melindungi penduduk beretnis Rusia di Ukraina dan penyataan itulah yang membuat Schaeuble teringat dengan Hitler yang berjanji akan melindungi etnis Jerman di Sudetenland, Cekoslowakia pada 1983. "Kita tahu semua itu dari sejarah. Metode itulah yang digunakan Hitler untuk mengambil alih Cekoslowakia," kata sang menteri di hadapan sejumlah mahasiswa. Hitler pada saat itu menganeksasi sebagian kecil wilayah Cekoslowakia di mana tiga juta etnis Jerman tinggal. Namun setahun setelahnya dia menginvasi seluruh negara.

Juru bicara Schaeuble membantah tuduhan bahwa sang menteri telah menyamakan Rusia dengan Hitler. Sementara Schaeuble sendiri juga merespon protes Rusia pada saat diwawancara oleh stasiun radio ARD. "Saya bukan orang bodoh yang menyamakan Hitler dengan siapapun," kata Schaeuble. Dia menambahkan bahwa politisi Jerman hendaknya tidak melakukan perbandingan semacam itu dan berjanji akan meminta maaf jika dia melakukan kesalahan. (Ant/AFP/f)

Simak berita selengkapnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi 5 April 2014. Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru