Pyongyang (SIB)-
Seorang pejabat tinggi Korea Utara (Korut) dikabarkan menjadi korban eksekusi mati terbaru oleh pemerintahan Kim Jong-Un. Pejabat tersebut diketahui dieksekusi dengan senjata penyembur api atau biasa disebut flamethrower. Sebuah laporan dari media Korea Selatan (Korsel) Chosun Ilbo mendapatkan keterangan eksekusi mati ini dari seorang sumber yang tidak diketahui namanya. Sumber itu menyebutkan, pejabat yang dihukum mati adalah Wakil Menteri Keamanan Publik O Sang-hon.
Sebelumnya, Jong-Un juga melakukan eksekusi mati terhadap pamannya sendiri, Jang Song-Taek. Sang-hon divonis mati karena dianggap meneruskan kebijakan Jang untuk merubah Kementerian Keamanan Publik menjai divisi keamanan pribadi, yang ditujukan untuk mengamankan bisnis pribadi Jang.
Tidak dapat dipastikan bahwa kabar mengenai eksekusi mati ini bisa dikonfirmasi. Umumnya laporan dari publikasi Korsel, bisa berisi sebuah propaganda. Demikian diberitakan International Business Times, Selasa (8/4).
Jang Song-Taek yang merupakan paman dari Kim Jong-Un, dianggap sebagai orang terkuat kedua di Korea Utara. Dirinya dieksekusi mati pada 12 Desember 2013 dengan tuduhan melakukan ploting perlawanan terhadap pemerintahan Jong-Un. Total, 11 pejabat tinggi Korut telah divonis hukuman mati atas kaitan dengan Jang. Sementara departemen yang dahulu dipimpin oleh Jang, saat ini sudah dinon-aktifkan.
Tarik Dubesnya di Korut
Pemerintah China memberikan peringatan kepada Korea Utara (Korut) terkait kepemilikan nuklir. Sumber diplomatik Beijing melaporkan, China sudah mengirimkan pesan pada Korut melalui berbagai cara termasuk memanggil duta besarnya. Presiden China Xi Jinping secara terbuka menyuarakan keberatannya terhadap Korut atas kepemilikan senjata nuklir. Sebelumnya Korut bersikeras untuk tidak akan melucuti senjata nuklir yang mereka miliki. "Dalam keadaan saat ini, kami berharap bahwa semua pihak dapat melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi stabilitas Semenanjung Korea dan kontribusi mereka untuk meredakan ketegangan," ungkap pejabat Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Chosun Ilbo, Rabu (9/4).
Korut terus melakukan provokasi nuklir untuk menakuti negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel). Ulah Korut itu dipicu atas perebutan wilayah dengan Korsel. Melihat hal tersebut Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan untuk melindungi Korsel dari serangan nuklir. Korut mengatakan akan menghancurkan kebijakan AS dalam membantu Korsel.
Ulah Korut menuai banyak kecaman, sebelumnya Jerman juga memanggil perwakilan Korut di Jerman untuk menyuarakan kecaman atas program nuklir yang dilancarkan. Korut memiliki rudal Rodong yang mampu menempuh jarak sejauh 1.300 kilometer (km) dan bisa dilengkapi hulu ledak nuklir.
(okz/q)