Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 05 Juni 2025

Otoritas Penerbangan Sipil dan Militer Malaysia “Diselidiki”

* AS Bantah MH370 Mendarat di Diego Garcia
- Sabtu, 12 April 2014 16:08 WIB
2.955 view
 Otoritas Penerbangan Sipil dan Militer Malaysia “Diselidiki”
Kuala Lumpur (SIB)- Pemerintah Malaysia tengah menyelidiki kebingungan informasi awal pasca pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 hilang kontak. Otoritas penerbangan sipil dan otoritas militer Malaysia tengah menjadi subyek penyelidikan karena gagal mengidentifikasi MH370 yang saat itu putar balik.
Penyelidikan internal muncul di tengah ketegangan antara otoritas sipil dan otoritas militer di Malaysia mengenai siapa yang lebih bertanggung jawab atas kebingungan informasi pada awal hilangnya MH370. Kebingungan tersebut berujung pada pencarian selama seminggu di area yang salah.

"Apa yang terjadi pada saat itu tengah diselidiki dan saya tidak bisa mengatakan lebih dari itu karena ini melibatkan pemerintah dan militer," terang seorang pejabat senior pemerintahan Malaysia kepada Reuters, Jumat (11/4).

Saat hal ini coba dikonfirmasikan kepada pemerintah Malaysia, tidak ada respon sama sekali. Pejabat senior tersebut hanya menyebutkan bahwa penyelidikan bertujuan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada masa-masa kritis sesaat setelah MH370 dinyatakan hilang kontak.

Koalisi oposisi Malaysia sempat menyerukan dilakukan penyelidikan mendalam mengenai apa yang sebernarnya terjadi pada jam-jam awal pasca MH370 hilang kontak. Namun saat itu, pemerintah Malaysia menyatakan penyelidikan resmi tidak akan dimulai sebelum kotak hitam MH370 ditemukan.

Reuters melakukan wawancara eksklusif dengan lima sumber, yakni seorang pejabat senior pemerintahan Malaysia serta empat pejabat otoritas sipil dan militer Malaysia. Dari wawancara tersebut diketahui bahwa pihak air traffic control (ATC) dan otoritas militer Malaysia berasumsi bahwa ketika MH370 hilang kontak pada Sabtu (8/3) pukul 01.21 waktu setempat, pesawat tersebut melakukan putar balik ke salah satu bandara di Malaysia karena ada masalah mesin.

Asumsi tersebut muncul meskipun jelas-jelas tidak ada panggilan darurat atau komunikasi lain yang muncul dari kokpit, yang bisa saja menjadi petunjuk bahwa pesawat tersebut telah dibajak atau sengaja dialihkan penerbangannya. Kelima sumber tersebut memberikan keterangan detail kepada Reuters mengenai situasi dan kondisi pasca MH370 dinyatakan hilang. Semua sumber menolak disebutkan identitasnya karena sensitivitas isu dan karena mereka memang tidak berwenang berbicara ke media.

"Asumsi awal bahwa pesawat tersebut mungkin putar balik karena ada gangguan mesin, atau dalam skenario terburuk, jatuh. Itulah yang sedang kami cari tahu," terang seorang pejabat senior dari lingkungan otoritas penerbangan sipil Malaysia.

Pihak Departemen Penerbangan Sipil Malaysia yang mengawasi langsung ATC, kemudian Kementerian Pertahanan dan pihak Angkatan Udara Malaysia yang dimintai tanggapan soal informasi ini justru meminta Reuters bertanya kepada kantor PM Malaysia, namun belum ada jawaban.

Kecurigaan lainnya merujuk pada dugaan kesengajaan otoritas terkait menahan informasi penting soal MH370. Dua pejabat otoritas penerbangan sipil Malaysia menyebut bahwa birokrasi militer sengaja menunda melaporkan data radar yang jelas-jelas menunjukkan bahwa pesawat tak dikenal mengudara di Semenanjung Malaka.

"Militer banyak mengetahui sejak awal bahwa pesawat tersebut memang putar balik. Itulah kenapa pencarian diperluas hingga ke Selat Malaka dalam sehari-dua hari kemudian," terang pejabat senior pada otoritas penerbangan sipil lainnya, yang memahami pencarian awal MH370. "Tapi militer tidak mengkonfirmasinya hingga kemudian muncul perlawanan dari pejabat senior, dan diperlukan turut campur pemerintah. Kita membuang-buang waktu di Laut China Selatan," imbuhnya.

Mendarat di Diego Garcia

Perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur, Malaysia, membantah spekulasi yang menyebut pesawat MH370 telah mendarat darurat di pangkalan militer milik Negeri Paman Sam di Diego Garcia. Lokasinya yang berada di tengah-tengah Samudera Hindia dan puing-puing pesawat yang belum ditemukan hingga kini, membuat spekulasi semakin liar.

Seperti dilansir dari laman The Star, Jumat (11/4), bantahan disampaikan oleh juru bicara Kedubes AS di Kuala Lumpur melalui surat elektronik. "Tidak ada indikasi bahwa MH370 terbang ke mana pun di sekitar Pulau Maladewa atau Pangkalan Militer Diego Garcia. MH370 jelas tidak mendarat di Diego Garcia," tulis perwakilan Kedubes AS.

Mereka melanjutkan, bahwa armada AL AS, Seventh Fleet, terus berkoordinasi dengan Malaysia dan Australia untuk mencari keberadaan burung besi jenis Boeing 777-200 ER itu. "Kami juga masih bekerja sama dengan 26 negara lainnya untuk mencari lokasi pesawat berdasarkan area yang telah diidentifikasi oleh Pemerintah Malaysia dan para ahli internasional," lanjut jubir itu.

Munculnya spekulasi bahwa MH370 mendarat di pangkalan militer Diego Garcia lantaran beredar surat elektronik yang diduga dari salah seorang penumpang AS bernama Philip Wood. Dia mengaku pesawat tengah ditahan oleh anggota militer AS.

"Saya telah ditahan sebagai sandera militer setelah penerbangan kami dibajak. Saya bekerja untuk IBM dan berhasil menyembunyikan ponsel saat pesawat dibajak. Kini, saya terpisah dari penumpang lainnya dan saya berada di dalam sebuah sel. Nama saya Philip Wood dan saya pikir saya telah diracuni sehingga tidak dapat berpikir dengan jelas," tulis Wood dan diunggah di situs The Epoch Times.

Wood diketahui satu-satunya warga AS yang berada di dalam pesawat. Selain mengirimkan surel, Wood juga berhasil mengabadikan gambar keberadaan sel tersebut. Namun, foto yang diterima hanya berwarna hitam dan tak nampak apa pun. Foto dan surel yang isinya belum dikonfirmasi itu kemudian menyebar dengan cepat di dunia maya, termasuk diunggah oleh salah satu penulis blog dan penulis lepas Jim Stone.

Awalnya Stone tidak ingin mengungkap sumber foto yang dia klaim berasal dari Wood. Namun, belakangan diketahui bahwa foto itu berasal dari sebuah situs gambar terkenal, 4Chan. Berita tersebut terbukti hanya hoax alias bualan.

Yakin dari Pesawat MH370

Upaya internasional untuk mencari pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 kini difokuskan pada area kecil yang menjadi lokasi terdeteksinya sinyal di Samudera Hindia. Perdana Menteri Australia Tony Abbott meyakini bahwa sinyal tersebut memang berasal dari kotak hitam MH370.

Pencarian fokus pada dua area berbeda yang menjadi lokasi terdeteksinya sejumlah sinyal akustik di dalam laut. Sejauh ini sudah ada lima sinyal akustik yang terdeteksi di area pencarian MH370, di mana sinyal paling baru terdeteksi pada Kamis (10/4) sore.

PM Abbott mengungkapkan keyakinannya pada sinyal terbaru tersebut. Sinyal yang terdeteksi oleh buoy (alat mengapung) pendengar sinyal tersebut mengindikasikan bahwa pencarian MH370 dilakukan pada area yang tepat. "Kita memiliki area pencarian yang sangat dipersempit dan kita sangat yakin bahwa sinyal yang terdeteksi tersebut berasal dari kotak hitam pada MH370," ujar PM Abbott kepada wartawan dalam kunjungannya di Shanghai.

Sinyal terbaru yang terdeteksi pada Kamis (10/4) kemarin melengkapi empat sinyal yang sebelumnya terdeteksi oleh alat pelacak kotak hitam milik US Navy, Towed Pinger Locator (TPL) yang ditarik oleh kapal militer Australia, Ocean Shield. Sinyal-sinyal tersebut masih dianalisa lebih lanjut, namun diduga memang berasal dari kotak hitam.

Kotak hitam MH370 yang menyimpan data penerbangan dan rekaman kokpit menjadi kunci dalam memecahkan misteri hilangnya pesawat yang membawa 239 orang di dalamnya tersebut. Namun baterai pemancar kotak hitam yang sudah melampaui usia aktifnya, yakni 30 hari membuat misi pencarian lebih kritis. "Kita sekarang memasuki tahap di mana sinyal yang kita yakini berasal dari kotak hitam, mulai memudar dan kami perharap bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum sinyalnya benar-benar hilang," ucap Abbott.

Operasi pencarian MH370 yang dikoordinasikan oleh Joint Agency Coordination Centre (JACC) pada hari ini melibatkan 12 pesawat militer, 3 pesawat sipil dan 13 kapal. Ada tiga lokasi terpisah yang menjadi fokus pencarian. Pesawat dan kapal menyisir dua area pencarian lebih besar yang berjarak 2.390 kilometer barat timur Perth. Area pencarian lebih kecil seluas 600 kilometer persegi dan berjarak 1.670 kilometer barat laut Perth menjadi lokasi terdeteksinya sinyal akustik terbaru. (Detikcom/ r)

Simak berita selengkapnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi 12 April 2014. Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru