Janjikan Pembaruan Nasional
Perdana Menteri terpilih Keir Starmer berjanji memulai periode "pembaruan nasional" di Inggris, setelah partai oposisi Partai Buruh mengalahkan Partai Konservatif yang berkuasa dalam pemilihan umum.
"Hari ini kita memulai bab berikutnya - memulai upaya perubahan, misi pembaruan nasional dan mulai membangun kembali negara kita," kata Starmer dalam pidato kemenangannya di London setelah partainya memperoleh mayoritas di parlemen, seperti diberitakan dari kantor berita AFP, Jumat (5/7).
Baca Juga:
"Mandat seperti ini disertai dengan tanggung jawab yang besar," kata Keir Starmer.
Pemimpin Inggris Rishi Sunak mengakui kekalahannya dalam pemilu ini. "Saya bertanggung jawab atas kekalahan tersebut". "Hari ini, kekuasaan akan berpindah tangan secara damai dan tertib dengan niat baik semua pihak," kata Sunak, setelah partai Konservatifnya mengalami kekalahan bersejarah dari Partai Buruh.
Baca Juga:
Siapa Keir Starmer?
Starmer berusia 61 tahun. Dia mengenyam pendidikan di University of Leeds dan University of Oxford. Dia menikah dengan Victoria Alexander yang berprofesi sebagai terapis okupasi di Layanan Kesehatan Inggris (NHS). Mereka dikaruniai satu putra dan satu putri.
Pemimpin Partai Buruh ini sering menyebut dirinya berasal dari "latar belakang kelas pekerja" di Oxted, Surrey. Ayahnya adalah seorang pembuat perkakas dan ibunya bekerja sebagai perawat. Ibunya mengidap penyakit Still, suatu kondisi autoimun langka yang akhirnya membuat dia tidak dapat berbicara atau berjalan.
Dia mengenyam pendidikan dasar di Reigate Grammar School, yang menjadi sekolah swasta dua tahun setelah dia bergabung. Biayanya dibayar oleh pemerintah daerah setempat sampai dia berusia 16 tahun. Setelah itu, dia menjadi orang pertama di keluarganya yang melanjutkan pendidikan ke universitas dengan menempuh studi hukum di Leeds dan kemudian Oxford.
Pada 1987, ia menjadi pengacara dan mengembangkan spesialisasi di bidang hukum hak asasi manusia. Pekerjaannya membawanya ke Karibia dan Afrika, tempat dia membela para tahanan yang menghadapi hukuman mati.
Pada akhir 1990-an, ia menawarkan jasanya secara gratis kepada aktivis McLibel yang digugat oleh McDonald's karena menyebarkan selebaran yang mempertanyakan klaim lingkungan dari raksasa makanan cepat saji tersebut. Pada 2008, ia diangkat sebagai Direktur Penuntutan Umum, jaksa penuntut pidana paling senior di Inggris dan Wales.
Pada 2015, ia menjadi anggota parlemen untuk wilayah Holborn dan St Pancras di London utara. Dia bertugas di tim mantan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, sebagai menteri oposisi bidang Brexit. Pada jabatan itu dia mengatakan referendum kedua soal Uni Eropa harus dipertimbangkan.
Menyusul kekalahan telak Partai Buruh pada pemilihan umum tahun 2019, Sir Keir mencalonkan diri sebagai pemimpin partai tersebut - yang dimenangkannya pada April 2020. Dalam pidato kemenangannya, ia berjanji memimpin Partai Buruh "ke era baru dengan keyakinan dan harapan".