Bahaya Menipisnya Lapisan Ozon di Kutub Selatan, Ilmuwan Angkat Suara

Istambul (harianSIB.com)
Prof. Mete Tayanc dari Universitas Marmara di Istanbul mengatakan, bahwa sejak 2020 lapisan ozon terus menipis, terutama di Kutub Selatan dan Antartika.

"Lapisan ozon seperti perisai yang menghalangi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya dari matahari, tetapi meneruskan cahaya yang bisa kita lihat dan penting bagi kehidupan di Bumi ," kata Tayanc mengutip Anadolu dilansir dari Antara.

Menurutnya, jika tidak ada lapisan ozon, manusia akan mengalami dampak negatif seperti penuaan kulit dini, berbagai macam kanker, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan katarak dini. Proses fotosintesis pada tumbuhan juga akan terganggu.

Baca Juga:

• Gempa Guncang Turki, Lebih dari 230 Orang Terluka
• Foya-foya ke Antartika, Wapres Iran Dipecat

"Ada tiga faktor utama yang menyebabkan penipisan lapisan ozon: klorofluorokarbon (CFC), partikel halus, dan sinar matahari ," jelas Tayanc.

Ilmuwan ini pun memperingatkan, bahwa Protokol Montreal tentang Zat Perusak Lapisan Ozon telah mendasari upaya untuk menghapus secara bertahap berbagai zat yang merusak lapisan ozon.

Baca Juga:

• Libur Lebaran Bukan Alasan! Dokter Anjurkan Diet Seimbang
• Pengadilan Turki Resmi Tahan Wali Kota Istanbul

Protokol itu, yang diadopsi pada 16 September 1987 dan mulai berlaku pada 1 Januari 1989, adalah perjanjian internasional yang bertujuan melindungi lapisan ozon dengan menghilangkan zat-zat perusak ozon secara bertahap.

"Ketika Protokol Montreal pertama kali disusun, bahan kimia perusak ozon diperkirakan akan berkurang hingga 50 persen pada 1999. Namun, target ini kemudian direvisi," kata Tayanc.

Amandemen London, yang ditandatangani pada 1990, menetapkan target baru pelarangan semua gas perusak ozon pada 2000. "Meskipun emisi zat-zat tersebut telah berkurang secara signifikan, beberapa di antaranya masih digunakan dalam jumlah kecil hingga saat ini," katanya.

Sejak 2020, penipisan lapisan ozon terus berlangsung secara signifikan. "Total level ozon terus menurun, dan karena kita sekarang berada di bulan September, area yang terkena dampak semakin meluas," ujarnya.

"Hingga 9 September 2024, luas lubang ozon telah mencapai lebih dari 10 juta kilometer persegi," kata dia.

PBB menetapkan 16 September sebagai Hari Internasional Pelestarian Lapisan Ozon.(*)