Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 11 Agustus 2025

Rusia Luncurkan Rudal Balistik, Ukraina Minta Bantuan Negara Barat

Redaksi - Sabtu, 23 November 2024 11:20 WIB
231 view
Rusia Luncurkan Rudal Balistik, Ukraina Minta Bantuan Negara Barat
Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/File Photo Purchase Licensing Rights
Volodymyr Zelensky.
Kiev (harianSIB.com)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta mitra Barat untuk memperbarui sistem pertahanan udara negaranya setelah Rusia menembakkan rudal balistik hipersonik ke kota Dnipro.

Rusia membanggakan rudal hipersonik Oreshnik barunya yang tidak dapat dihentikan oleh pertahanan udara dan tidak ada yang setara di dunia.

"Menteri pertahanan Ukraina sudah mengadakan pertemuan dengan mitra kami mengenai sistem pertahanan udara baru--persis jenis sistem yang dapat melindungi nyawa dari risiko baru," kata Zelensky dalam pidato video malam yang dipublikasikan di media sosial seperti dilansir AFP, Sabtu (23/11/2024).

Baca Juga:

Peluncuran rudal Rusia adalah eskalasi terbaru dalam konflik tersebut setelah Kyiv awal minggu ini menembakkan rudal jarak pendek yang dipasok AS dan Inggris ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya.

Zelensky juga memanggil sekutu utama Moskow, Tiongkok, atas tanggapannya terhadap rudal baru Moskow, yang menurut para ahli kemungkinan dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dan terbang beberapa ribu kilometer. Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan "semua pihak harus tetap tenang dan menahan diri."

Baca Juga:

Dalam pidato malamnya, Zelensky mengatakan: "Dari Rusia, ini adalah ejekan terhadap posisi negara-negara seperti Tiongkok, negara-negara di belahan bumi selatan, beberapa pemimpin yang menyerukan untuk menahan diri setiap saat."

"Dunia harus terdengar serius dalam tanggapannya, sehingga Putin benar-benar takut memperluas perang dan merasakan konsekuensi nyata dari tindakannya," tambahnya seperti dikutip dari detikcom.

Kyiv bergantung pada senjata Barat untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia, yang diluncurkan hampir tiga tahun lalu. Namun, Moskow mengatakan penggunaan senjata Barat terhadap wilayah Rusia menjadikan negara-negara NATO sebagai peserta langsung dalam konflik tersebut, dan bahwa lokasi militer di wilayah mereka menjadi target yang sah untuk serangan balasan.

Kedua belah pihak bergegas untuk mengamankan keuntungan di medan perang sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada bulan Januari. Trump mengatakan bahwa ia dapat menjadi perantara kesepakatan damai dalam hitungan jam, meskipun tidak memberikan rincian tentang rencananya, dan berulang kali mengkritik bantuan Amerika untuk Ukraina. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru