
Kapolrestabes Medan Ajak Pelajar Tolak Geng Motor dan Bijak Menggunakan Medsos
Medan(harianSIB.com)Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menggandeng pelajar untuk menolak geng motor dan bijak menggunakan
Prasasti tersebut laku dengan harga US$5,04 juta atau sekitar Rp82,2 miliar, jauh melebihi perkiraan awal yang hanya sebesar US$2 juta (sekitar Rp32,6 miliar).
Batu bersejarah ini diperkirakan berasal dari 1.500 tahun lalu, pada era akhir Romawi-Bizantium. Menurut rumah lelang Sotheby's, identitas pembelinya dirahasiakan. Namun, batu tersebut rencananya akan disumbangkan ke sebuah institusi di Israel.
Baca Juga:
Batu seberat 115 pon (sekitar 52 kilogram) dan setinggi 2 kaki (0,6 meter) ini memiliki nilai sejarah tinggi namun sempat dilupakan selama berabad-abad. Awalnya ditemukan pada tahun 1913 saat penggalian di jalur kereta api di wilayah utara yang kini menjadi bagian dari Israel, batu tersebut berada di dekat situs kuno seperti sinagoge, masjid, dan gereja.
Dikutip dari CNBC Indoneisa, prasasti yang bertuliskan 10 perintah dalam aksara Paleo-Ibrani tersebut dulunya digunakan sebagai bahan paving di luar rumah selama tiga dekade. Diletakkan menghadap ke atas, tulisan pada batu perlahan memudar akibat terinjak banyak orang. Beruntung, nilai historisnya akhirnya diakui dan batu itu berhasil dilestarikan.
Baca Juga:
Menurut pernyataan Sotheby's, batu tersebut pernah dijual kepada seorang sarjana pada tahun 1943. Sarjana tersebut mengidentifikasinya sebagai "Dasa Titah Samaria" yang dianggap sebagai artefak penting yang berisi ajaran ilahi yang menjadi inti banyak agama.
Samaritanisme adalah agama monoteistik kuno yang didasarkan pada lima kitab pertama Perjanjian Lama. Meskipun terkait dengan Yudaisme, Samaritanisme menganggap Gunung Gerizim di wilayah Tepi Barat sebagai tempat tinggal Yahweh, bukan Gunung Sion.
Sotheby's menjelaskan lempengan tersebut awalnya berada kemungkinan besar telah dihancurkan oleh invasi Romawi tahun 400-600 M atau sebagai akibat dari Perang Salib pada akhir abad ke-11.
Dalam klip video pendek tentang penjualan tersebut, rumah lelang tersebut menggambarkan Sepuluh Perintah dalam Kitab Keluaran sebagai "landasan hukum dan moralitas" dan "teks dasar peradaban Barat."
Batu tersebut menampilkan 20 baris teks, yang mengikuti ayat-ayat dari Alkitab, yang umum dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Namun, hanya sembilan dari 10 perintah dari Kitab Keluaran yang disertakan, yang hilang adalah: "Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan." Sebagai gantinya, ada petunjuk baru untuk beribadah di Gunung Gerizim.
Richard Austin, kepala buku dan manuskrip global Sotheby's, mengatakan dalam pernyataan pers: "Papan yang luar biasa ini bukan hanya artefak bersejarah yang sangat penting, tetapi juga hubungan nyata dengan kepercayaan yang membantu membentuk peradaban Barat".
"Menemukan bagian warisan budaya bersama ini berarti melakukan perjalanan melintasi ribuan tahun dan terhubung dengan budaya dan kepercayaan yang diceritakan melalui salah satu kode moral paling awal dan paling abadi dari umat manusia." (*)
Medan(harianSIB.com)Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menggandeng pelajar untuk menolak geng motor dan bijak menggunakan
Gunungtua(harianSIB.com)Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara (Pemkab Paluta) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Paluta mengg
Pakpak Bharat (harianSIB.com)Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, secara resmi menepungtawari dan melepas keberangkatan para jema
Jakarta(harianSIB.com)Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,39 ke level 6.749,075 pada perdagangan Selasa (29/4), seiring se
Inalum(harianSIB.com)PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menandai tonggak bersejarah dengan menerima pengiriman perdana 21.000 ton alumin