Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 17 Juni 2025

Latihan Militer China Dekat Taiwan: Ancaman atau Peringatan ?

Robert Banjarnahor - Rabu, 02 April 2025 10:46 WIB
344 view
Latihan Militer China Dekat Taiwan: Ancaman atau Peringatan ?
AFP/I-HWA CHENG
Kendaraan-kendaraan lapis baja militer Taiwan bergerak melaju di sebuah ruas jalan di Kinmen, Taiwan, Jumat (24/5/2024). Ilustrasi
Beijing (harianSIB.com)

Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa latihan gabungan yang dilakukan oleh Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di sekitar Pulau Taiwan merupakan peringatan serius bagi pihak-pihak yang mendukung "kemerdekaan Taiwan."

Baca Juga:

"Latihan ini adalah bentuk peringatan tegas serta tindakan pencegahan terhadap kelompok separatis 'kemerdekaan Taiwan.' Selain itu, ini merupakan langkah sah dan diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta persatuan nasional, mengingat Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (1/4/2025), dilansir dari Antara.

Komando Palagan Timur PLA memulai latihan gabungan pada Selasa (1/4), melibatkan pasukan darat, laut, udara, dan roket yang bergerak mendekati Pulau Taiwan dari berbagai arah.

Baca Juga:


Juru Bicara Komando Palagan Timur Kolonel Senior Shi Yi mengatakan latihan gabungan tersebut berfokus pada patroli kesiapan tempur laut-udara, perebutan keunggulan komprehensif, penyerangan presisi terhadap target maritim dan darat, serta blokade di area utama dan jalur laut untuk menguji kemampuan operasi gabungan pasukan.

"Masalah Taiwan murni urusan internal China yang tidak menoleransi campur tangan eksternal. Partai Progresif Demokratik (DPP) bersikeras untuk mengupayakan 'kemerdekaan Taiwan' dan berupaya untuk meminta dukungan eksternal untuk agenda tersebut dan memecah belah negara. Upaya tersebut sia-sia dan pasti akan gagal," tegas Guo Jiakun.

Dari laporan media pemerintah China, disebutkan Komando Palagan Timur PLA mengatur formasi kapal dan pesawatnya, berkoordinasi dengan pasukan rudal konvensional dan sistem peluncur roket jarak jauh untuk melakukan latihan penyergapan udara, penyerangan terhadap target maritim, serangan terhadap objek darat, dan blokade dan kendali bersama yang ada di perairan di utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan.

Shi Yi juga menyebutkan latihan gabungan itu sebagai peringatan dan pencegahan keras terhadap pasukan separatis "kemerdekaan Taiwan" dan menjadi tindakan yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan dan persatuan nasional China.

Tidak ada nama sandi yang diumumkan untuk latihan gabungan tersebut, berbeda dengan latihan gabungan Komando Palagan Timur PLA pada Mei dan Oktober 2024 yang menggunakan kata sandi "Joint Sword-2024A" dan "Joint Sword-2024B".

Latihan militer tersebut dilakukan setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pada Minggu (30/3) di Jepang bahwa AS akan memastikan "penggentaran yang kredibel" di Selat Taiwan. Hegseth juga mengkritik China dan mengatakan Jepang "sangat diperlukan" untuk mengatasi agresi China.

"Soal kerja sama militer dan keamanan antara AS dan Jepang, selayaknya tidak boleh menargetkan negara ketiga mana pun, atau membahayakan perdamaian dan pembangunan regional. Dengan menyebut China sebagai 'ancaman' dan menggunakannya sebagai dalih, AS telah memicu pertentangan ideologis, serta memicu perpecahan dan konfrontasi," jelas Guo Jiakun.

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru