Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 02 Juli 2025

Kebakaran Hutan dan Gelombang Panas Landa Turki, 50 Ribu Warga Mengungsi

Redaksi - Selasa, 01 Juli 2025 12:41 WIB
204 view
Kebakaran Hutan dan Gelombang Panas Landa Turki, 50 Ribu Warga Mengungsi
Mahmut Serdar Alakus/Anadolu
Pemandangan udara rumah-rumah rusak dan kawasan hutan yang terbakar setelah kebakaran terjadi di distrik Seferihisar, Izmir, Turki pada 30 Juni 2025.

"Sebagian besar wilayah Eropa Barat kini mengalami kondisi panas ekstrem yang biasanya terjadi pada bulan Juli atau Agustus, bukan pada Juni," jelas Samantha Burgess, Pimpinan Strategis Iklim di Layanan Perubahan Iklim Copernicus, Uni Eropa.

Menurut laporan Reuters dan dilansir dari CNNIndonesia.com, suhu di beberapa wilayah tercatat 5 hingga 10 derajat Celsius lebih panas dibandingkan kondisi normal pada periode yang sama.

Kondisi ini menjadi pengingat serius bahwa dampak perubahan iklim tidak lagi berada di masa depan, tetapi tengah berlangsung di hadapan kita saat ini. Gelombang panas dan kebakaran yang terjadi bukan hanya krisis lingkungan, tapi juga persoalan kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan respon nyata.

Baca Juga:

Di Jerman, peringatan panas juga diberlakukan di sebagian besar wilayah barat dan barat daya pada Senin (30/6), di mana suhu naik hingga 34 derajat Celsius. Pihak berwenang mengimbau warga membatasi penggunaan air.

Imbauan itu menyusul gelombang panas yang telah menurunkan permukaan air di Sungai Rhine, menghambat pengiriman dan meningkatkan biaya pengiriman bagi pemilik kargo, kata pedagang komoditas.

Baca Juga:

Secara global, suhu panas ekstrem telah menewaskan hingga 480.000 orang setiap tahunnya, melampaui jumlah korban gabungan dari banjir, gempa bumi, dan badai, serta menimbulkan risiko yang semakin besar terhadap infrastruktur, ekonomi, dan sistem perawatan kesehatan.

Para ilmuwan mengatakan penyebab utama perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Tahun lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat di planet ini.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru