Washington (SIB)- Pemimpin Tibet Dalai Lama menyampaikan dukungan moralnya atas pernikahan sejenis. Menurutnya, hubungan seks tidak masalah selama dilakukan secara konsensual alias suka sama suka. Biksu Buddha itu menyampaikan pandangannya atas isu sosial yang mengundang perdebatan sengit tersebut saat lawatannya ke Amerika Serikat. Demikian seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (7/3/2014).
Dalam wawancara di Washington pada Kamis, 6 Maret waktu setempat, Dalai Lama mengatakan bahwa soal pernikahan gay tergantung pada masing-masing pemerintahan dan pada akhirnya merupakan "urusan perorangan."
"Jika dua orang -- pasangan -- benar-benar merasa bahwa cara itu lebih praktis, lebih memuaskan, disetujui kedua belah pihak, maka itu tidak masalah," ujar Dalai Lama dalam acara online talk show bersama penyiar televisi dan radio terkenal, Larry King.
Ditekankan Dalai Lama, orang-orang seharusnya tetap mengikuti aturan agama masing-masing mengenai seksualitas. "Namun bagi yang tidak beragama, maka itu terserah mereka. Jadi memang ada berbagai bentuk seks -- selama itu aman, boleh saja dan jika kedua orang itu benar-benar setuju, ya tidak apa-apa," tutur Dalai Lama.
Pernikahan gay kian hari kian banyak diterima di dunia Barat dan Amerika Latin. Namun belum ada negara mayoritas Buddha yang mengizinkan pernikahan sejenis. Meskipun di sejumlah tempat yang pengaruh Buddha-nya cukup kuat seperti Nepal, Taiwan dan Vietnam, perdebatan soal ini kian meningkat.
Sementara China mengungkapkan kemarahannya terkait pertemuan Dalai Lama dengan pemimpin di kongres AS dan mendesak Washington berhenti bersekongkol dengan yang dicapnya pemberontak berkedok agama.
Pemimpin kerohanian Tibet di pengasingan itu pada Kamis memimpin adat doa pembuka pada sidang Senat, setelah pada Februari bertemu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih. Langkah itu membuat Beijing berang.
Peraih Nobel itu, yang lari dari tanah kelahirannya di China ke India pada 1959, menyebut AS sebagai "jago demokrasi" dan meminta AS untuk menunjukkan "percaya diri".
Ia bertemu dengan pemimpin kongres serta mengatakan kepada mereka bahwa salah satu tujuannya adalah "melestarikan budaya Tibet".
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang mengatakan China menentang dengan kuat dan tegas pertemuan tersebut dan telah "memberikan representasi serius dengan AS".
"Ia adalah buangan politik yang sudah lama terlibat dalam aktivitas separatis anti-China berkedok agama," kata jurubicara Kemenlu.
"China mendesak Kongres AS untuk mematuhi komitmennya mengakui Tibet sebagai bagian dari China, tidak mendukung kemerdekaan Tibet, berhenti mencampuri urusan dalam negeri China, berhenti berkolusi dan mendukung aktivitas separatis anti-China oleh kelompok kemerdekaan Tibet.
Obama dalam pernyataannya setelah pertemuan dengan Dalai Lama, meminta diberikannya perlindungan terhadap hak-hak warga Tibet.
Lebih dari 120 warga Tibet melakukan aksi bakar diri dalam beberapa tahun terakhir untuk memprotes apa yang mereka sebut kontrol ketat China atas agama, budaya dan kebebasan poltik mereka.
Beijing mengecam aksi itu dan menuding pemimpin Tibet yang berada dalam pengasingan menggunakan mereka untuk melanjutkan agenda separatis.
(BBC/Ant/AFP/c)