Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 01 Juni 2025

Demonstran Kembali Tuntut PM Yingluck Mundur

- Minggu, 30 Maret 2014 20:56 WIB
359 view
Demonstran Kembali Tuntut PM Yingluck Mundur
Bangkok (SIB)- Puluhan ribu demonstran anti-pemerintah, Sabtu (29/3), ke jalan-jalan di Bangkok untuk menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra. Aksi demo antipemerintah ini digelar menjelang pemilihan parlemen, yang para anggotanya bisa memutuskan nasib PM Yingluck.

Oposisi telah lama berusaha menumbangkan pemerintahan Yingluck dengan berbagai cara. Mereka memblokade jalan-jalan utama di Kota Bangkok, menyerbu gedung-gedung pemerintah dan baru-baru ini mengubah Taman Lumpini menjadi markas demo.

Para demonstran mulai bergerak dari Taman Lumpini yang terletak di distrik bisnis bergerak menuju perempatan jalan untuk menekan pemerintahan Yingluck menyerahkan kekuasaan kepada dewan yang dipilih sebelum pelaksanaan pemilu. Para demonstran mengatakan Yingluck adalah boneka abangnya, mantan PM Thaksin Shinawatra yang digulingkan tahun 2006 lewat kudeta militer dan dituduh melakukan tindakan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

“Kami bergerak hari ini untuk mengakhiri rejim Thaksin dan memperlihatkan bahwa kekuasaan yang sebenarnya milik rakyat,” ujar pemimpin protes, Thaworn Senniem. "Saya datang untuk mempertahankan demokrasi," ujar seorang demonstran bernama Jirapa Tantingarmkasem
"Saya meminta semua orang untuk ikut berunjuk rasa. Lawan! Lawan!" serunya. Ratusan demonstran juga membanjiri halaman-halaman gedung-gedung pemerintah, yang selama berbulan-bulan tidak lagi digunakan oleh kabinet Yingluck dikarenakan maraknya aksi demo.

Ini merupakan demo besar-bearan pertama sejak Mahkamah Konstitusional membatalkan hasil pemilu 2 Februari. “Mahkamah Konstitusional telah membatalkan pemilu 2 Februari silam. Itu berarti kampanye kami berhasil,” kata Thaworn.

Yingluck menolak mengundurkan diri dan memutuskan menggelar pemilu pada 2 Februari untuk mendapatkan mandat baru. Partai berkuasa, Partai Phuea Thai, memenangkan pemilu nasional sejak 2001, dan telah diperkirakan akan memenangkan pemilu 2 Februari karena Partai Demokrat memboikot pemilu. Komisi Pemilu Thailand mengatakan diperlukan setidaknya tiga bulan untuk mempersiapkan pemilu baru.

Pendukung Yingluk yang dikenal dengan Kaos Merah, hanya berdiam diri selama demo anti-pemerintah berlangsung. Akan tetapi di saat pemerintahan Yingluck mendapat ancaman besar dari tindakan hukum yang kemungkinan bisa menjatuhkannya dari kekuasaan, Partai Phuea Thai menyatakan tengah mempersiapkan balasan.
Yingluck telah dipanggil untuk menghadap Komisi Antikorupsi Nasional, NACC pada Senin, 31 Maret mendatang, guna membela dirinya terhadap tuduhan kelalaian terkait skema subsidi beras. Jika dinyatakan bersalah oleh NACC, Yingluck akan menghadapi voting pemecatan dirinya di parlemen. (AP/R15/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru