Canberra (SIB)- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menyatakan kemenangan setelah tiga bulan lebih jajarannya menghalau para pencari suaka maupun imigran gelap. Dia menyebut Australia selama 100 hari terakhir terbebas dari perahu yang membawa para pencari suaka.
Menurut harian Australia, Sydney Morning Herald, Abbott membandingkan periode yang sama saat dia memimpin dengan ketika Negeri Kanguru masih dikuasai rezim Partai Buruh. Menurut catatan Abbott periode 20 Desember 2012 hingga 29 Maret 2013, tercatat ada 66 kapal yang bersandar di Australia dengan membawa 3.879 pencari suaka. Sementara di periode yang sama di masa kepemimpinannya, tidak ada satu pun kapal yang berhasil melewati petugas patroli perbatasan. Untuk pencapaian itu, pemimpin Partai Liberal tersebut memuji Menteri Imigrasi dan Perbatasan, Scott Morrison.
Di mata Abbott, Morrison telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. "Ini merupakan hasil dari penerapan metodis dan lengkap dari kebijakan yang diambil oleh koalisi pada pemilu kemarin," kata Abbott. Kendati, mengetahui terdapat penurunan yang drastis, namun Abbott masih belum ingin menyombongkan diri. "Masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa pekerjaan ini telah selesai. Namun, saya pikir kami dapat menyatakan bahwa jalan menuju kemari telah ditutup," ujar Abbott seperti dikutip stasiun berita ABC Australia.
Sementara Morrison menyatakan dalam operasi ini, dua tahap telah terlewati. Dua tahap yang dia maksud yaitu pengurangan kedatangan perahu dalam waktu 100 hari dan dalam periode serupa tidak ada perahu yang datang sama sekali. Kini, Departemen Imigrasi dan Perbatasan akan fokus untuk memasuki tahap selanjutnya yakni berfokus terhadap penanganan 30 ribu pencari suaka yang masih berada kamp detensi imigrasi. "Kini, kami memasuki tahapan ketiga di mana kami bergerak setelah badai monsoon terlewati. Namun, risikonya tetap sama besar," kata Morrison.
Dia menyebut pihaknya akan tetap mempertahankan intensitas semua operasi di semua wilayah yang tercakup dalam operasi kedaulatan dan perbatasan. Ketatnya operasi dilakukan saat berada di tepi laut dan tengah lautan. "Kami perlu untuk menuntaskan pekerjaan terkait pengaturan penempatan dan mengembalikan mereka yang terbukti bukan sebagai pengungsi," kata Morrison. Dia memaparkan sebanyak 606 pencari suaka secara sukarela atau dipaksa telah kembali ke negara asal. Ini merupakan kali pertama sejak tahun 2008 silam, jumlah pencari suaka yang kembali ke negara asal melebihi jumlah mereka yang datang ke Australia.
Tanggapan OposisiNamun, di saat yang bersamaan kelompok oposisi mengatakan terlalu cepat bagi rezim Abbott menyatakan kemenangan. Walaupun begitu, mereka juga menyambut baik hasil pengurangan para pencari suaka ke Australia. Juru bicara isu imigrasi dari kelompok oposisi, Richard Marles, malah menyebut pengurangan para pencari suaka ke Australia sebenarnya merupakan hasil dari rezim pemerintahan sebelumnya. "Masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan. Ini bukan sebuah pertandingan sepak bola. Ini bukan soal mencetak angka dan membuat slogan baru. Ini merupakan kebijakan publik yang sangat serius untuk menangani isu yang sangat sulit," ujar Marles.
Turunnya jumlah pencari suaka disebabkan kebijakan keras yang diterapkan oleh rezim Abbott. Salah satunya menggiring perahu kembali ke perairan Indonesia. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bahkan mengkritik kebijakan tersebut telah melanggar HAM dan komitmen yang diteken Australia dalam Konvensi Pengungsi. "Saya ucapkan selamat kepada Australia, karena selama beberapa bulan berhasil menghalau perahu pencari suaka. Tapi yang jadi pertanyaannya sekarang, lihat biaya yang harus dipertaruhkan. Hubungan kedua negara menjadi seperti saat ini," ujar Marty beberapa waktu lalu di Gedung Kemenlu.
Kendati kebijakan tersebut telah ditentang keras oleh Pemerintah Indonesia, namun Abbott bersikeras menerapkan kebijakan itu. Pemerintah Australia memang belum pernah merilis jumlah perahu yang didorong balik. Namun, menurut laporan koresponden ABC News Indonesia, George Roberts dan reporter lainnya di lapangan, tercatat sudah ada tujuh perahu yang didorong kembali. Tujuh perahu itu termasuk tiga sekoci penyelamat yang dibeli Pemerintah Australia untuk mengirim kembali para pencari suaka ke perairan Indonesia.
(SMH/vvn/h)Simak berita selengkapnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi 2 April 2014. Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.