Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 03 Juni 2025

Konflik Timur Tengah Potensi Terorisme Lebih Besar Dibanding Serangan 9/11

*Lebih Dari 150 Orang Tewas Akibat Konflik di Suriah
- Rabu, 02 April 2014 12:41 WIB
767 view
 Konflik Timur Tengah Potensi Terorisme Lebih Besar Dibanding Serangan 9/11
SIB/ AP Photo
Momen ceria saat reporter Spanyol, Javier Espinosa (kanan) bersua kembali dengan putranya, Yerai ketika wartawan harian El Mundo tersebut tiba di bandara Torrejon, Madrid, Spanyol, Selasa (1/4). Dua jurnalis Spanyol akhirnya dibebaskan setelah diculik da
Australia (SIB)- Dampak dari konflik berkepanjangan di kawasan Timur Tengah, berpotensi menimbulkan ancaman terorisme yang lebih besar daripada peristiwa 9/11. Laskar asing Australia dan Indonesia yang kini ada di Suriah misalnya bisa kembali ke negara masing-masing dan menimbulkan masalah terorisme.

Demikian dikemukakan Dr Anthony Bubalo, pakar keamanan dari Lowy Institute, Australia. "Negara-negara Barat saat ini menghadapi ancaman teror yang lebih besar daripada 9/11 karena ditidakpastian politik dan ekonomi di Timur Tengah," kata Dr Anthony Bubalo kepada ABC.

Direktur riset untuk Lowy Institute for International Policy ini mengatakan, banyaknya konflik di kawasan itu menyuburkan ekstrimisme internasional dan membuka lingkungan dimana "suatu generasi baru jihadis dibangkitkan kembali dan dilatih kembali". "Orang-orang yang melancarkan serangan 9/11 tidak muncul secara tiba-tiba. Mereka adalah akibat dari kondisi dan situasi yang berkembang di Timur Tengah selama satu setengah dekade sebelum peristiwa 9/11 itu,," kata Dr Bubalo. "Kalau kita melihat situasi sekarang, banyak kondisi seperti itu muncul lagi di kawasan," jelasnya.

Pergolakan di Suriah, Mesir dan Libya, serta semakin banyaknya daerah yang tanpa pemerintahan, menciptakan suatu lingkungan baru buat kaum jihadis untuk berkembang, demikian Dr Bubalo memperingatkan.

Dr Bubalo merilis sebuah makalah mengenai ancaman teror baru berjudul Next-gen Jihad In The Middle East. Dikatakannya, ada ancaman segera dari para laskar asing yang kembali dari perang saudara di Suriah, baik bagi Australia maupun Indonesia, dengan keahlian militer dan koneksi ekstrimis. Diduga terdapat puluhan warga Australia dan Indonesia yang ikut bertempur di Suriah, dan sebagian telah mencapai posisi senior dalam kelompok-kelompok ekstrimis yang mengatasnamakan Islam tersebut. "Australia dan Indonesia perlu bekerja sama dan memastikan agar ancaman yang berasal dari Timur Tengah tidak menjadi ancaman langsung di Indonesia atau Australia," kata Dr Bubalo.

Lebih dari 150 Ribu Orang Tewas Akibat Konflik Suriah

Konflik Suriah terus berlangsung. Lebih dari 150 ribu orang dilaporkan telah tewas di Suriah sejak konflik itu pecah pada Maret 2011 silam. Angka tersebut disampaikan kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/4).

Disebutkan Observatory, pihaknya mencatat 150.344 orang tewas, yang 51.212 orang di antaranya warga sipil, termasuk 7.985 anak-anak. Menurut Observatory, sebanyak 37.781 anggota oposisi bersenjata tewas dalam pertempuran. Ini termasuk para jihadis dari kelompok Islamic State of Iraq and the Levant, yang berafiliasi dengan Al-Nusra Front yang terkait Al-Qaeda.

Total 58.480 pasukan propemerintah, termasuk lebih dari 35 ribu tentara Suriah juga telah tewas selama konflik berlangsung. Di antara mereka yang tewas ini termasuk 364 orang anggota kelompok Hizbullah asal Libanon yang mendukung rezim Suriah.

Menurut Observatory, sebanyak 2.871 orang lainnya juga tewas akibat konflik ini namun identitas mereka tidak diketahui. Konflik ini dimulai pada Maret 2011 lalu dengan aksi-aksi demo antipemerintah yang berlangsung damai. Namun situasi berubah ketika aparat keamanan Suriah melakukan kekerasan terhadap para demonstran. Sejak itu, oposisi pun mengangkat senjata dan konflik pun meluas menjadi perang saudara tak berkesudahan. (ABC/AFP/dtc/h)

Simak berita selengkapnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi 2 April 2014. Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru