Lubuk Pakam (SIB)- Puluhan massa yang tergabung dalam Keluarga Besar Supir Seluruh Indonesia (KBSSI) melakukan unjuk rasa damai ke Polres Deli Serdang, Senin (6/1) meminta Petugas Kepolisian menertibkan angkutan plat hitam yang mencari penumpang dan yang tidak memiliki izin ke kawasan Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA).
Dalam tuntutannya yang disampaikan Kordinator Aksi Wagino SH yang juga merangkap sebagai Ketua Umum DPP KBSSI menyebutkan, hal tersebut mengacu pada UU RI Nomor 22 tahun 2009 tentang lalul intas dan angkutan jalan. Ada 73 orang yang saat ini dipekerjakan di bagian internal oleh pihak PT Angkasa Pura II dengan diberi imbalan Rp 1,5 juta-Rp 2 juta perbulan.
“Dengan adanya yang dikatakan pekerja internal malah dikhawatirkan menimbulkan konflik. Di kawasan Bandara KNIA sudah ada aparat baik dari Security Avsec bahkan dibantu oleh TNI dan Polri. Meminta PT AP II untuk mempekerjakan masyarakat sebagai jasa troli (porter) di KNIA,†ujar Wagino SH.
Menanggapi tuntutan massa, Kapolres AKBP Dicky Patrianegara SH Sik mengungkapkan, jika Bandara itu areal khusus jadi tidak bisa diberlakukan seperti di jalan umum. Soal jasa troli, bagus tujuannya karena gratis.
Menyikapi ungkapan Kapolres tersebut, massa kembali berseru mereka tidak pernah memaksa penumpang untuk memberikan imbalan, tapi pihak PT AP II melarang para pekerja untuk menerima imbalan karena tidak ada pengutipan dari troli.
Dengan janji akan melakukan koordinasi dengan pihak Bandara, akhirnya massa bubar dan selanjutnya bergerak ke Kantor DPRD Deli Serdang meminta agar DPRD mendesak PT AP II terkait janji-janji pada awal pembangunan Bandara KNIA untuk mempekerjakan masyarakat sekitar Bandara 70 persen dan dari luar kawasan sebanyak 30 persen.
Setelah melakukan orasi di kantor DPRD, massa kembali bergerak ke Bandara KNIA. Di Bandara internasional itu, massa meminta jika jasa troli tidak dibenarkan maka seluruh yang tidak memiliki izin diminta dikeluarkan dari Bandara KNIA oleh pihak AP II. Duty Manager Airport Bandara KNIA, Djamal Amri, saat dikonfirmasi mengatakan, tidak akan bisa ada porter di bandara KNIA karena akan menimbulkan kecemburuan sosial dan persaingan.
(A25/x)