Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 26 Agustus 2025
Pomparan Manik Raja

Sikapi Keberadaan Tugu Manik Raja di Siigar-igar Rianiate Samosir

* Keturunan Saribu Raja Tidak Menginginkan Adanya Perpecahan Manik Raja
- Senin, 07 November 2016 20:43 WIB
2.013 view
Sikapi Keberadaan Tugu Manik Raja di Siigar-igar Rianiate Samosir
SIB/Marihot Simbolon
FOTO BERSAMA : Turunan Manik Raja yang datang dari berbagai daerah berfoto bersama dengan ketua Punguan Manik Raja se-Jabodetabek Damos Manik SH, MH, penasehat Ir Ruben Manik, Bendahara Umum Kolonel M Rumahorbo dan pengurus lainnya, di lokasi acara Lumban
Samosir (SIB) -Punguan Manik Raja dohot Boruna se-Indonesia mengadakan rapat, Sabtu (5/10) di Huta Lumban Manik Desa Ambarita Kecamatan Simanindo, menyikapi lokasi pembangunan tugu (monumen) Manik Raja di Siigar-igar Desa Rianiate Kecamatan Pangururan.

Sehubungan dengan pembangunan tugu/monumen oleh sekelompok turunan (pomparan-bahasa Batak-red) Manik Raja tersebut di Siigar-igar itu tidak disetujui Punguan Manik Raja se-Jabodetabek yang sudah berdiri sejak 50 Tahun lalu.

Ketua umum Manik Raja se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) Damos Manik SH MH dalam paparannya mengajak seluruh turunan Manik Raja satu pendapat menyikapi keberadaan tugu Manik Raja di Rianiate Pangururan, karena pembangunannya tidak disetujui dan tidak dirapatkan oleh tim perumus punguan Manik Raja, katanya.

Alasannya, menurut penelusuran atau penelitian yang dilakukan bahwa tempat/lokasi pembangunan tugu persatuan Manik Raja itu tidak tepat dan tidak sesuai dengan silsilah Op si Manik Raja. Apalagi dalam tugu tersebut disebut-sebut dibuat bahwa Manik Raja beristirikan boru Siboro hal ini sulit kita terima tanpa bukti atau silsilah dan data data yang jelas, tegas Damos.

Penasehat Punguan Manik Raja Se-Jabodetabek Ir Ruben Manik mengawali sambutannya dengan menyampaikan terimakasih kepada seluruh undangan khususnya turunan Silau Raja yaitu marga Malau, Ambarita dan Gurning termasuk marga Pasaribu, Sagala dan Limbong sebagai abangnya turunan Silau Raja. Menurutnya, upaya menyikapi keberadaan tugu Manik Raja yang dibangun di Rianiate Pangururan ini adalah demi anak cucu keturunan Manik Raja nantinya.

Ruben Manik selanjutnya menceritakan bahwa pembangunan tugu Manik Raja di Huta Siigar-igar Rianiate yang direncanakan akan diresmikan Desember 2016 mendatang telah mengakibatkan perpecahan dengan lahirnya Punguan Manik Raja yang baru dengan sebutan "Marbona".

"Saya berharap kepada seluruh turunan Manik Raja tidak boleh ada perpecahan sesama turunan Manik Raja. Menurut cerita para orangtua terdahulu sebenarnya lokasi tugu itu lebih tepatnya di "Sioma" Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta, karena disana ada situs Malau Raja, Manik Raja dan Ambarita Raja berupa mata air (aek mual-bahasa Batak -red)," jelas Ruben yang pernah menjabat ketua Manik Raja se-Jabodetabek selama 21 tahun itu.

Oleh karena itulah kami pengurus punguan Manik Raja mengundang abang (haha-bahasa Batak-red) turunan Silau Raja yaitu Malau, Ambarita dan Gurning karena satu keturunan dengan marga Manik untuk membahas sejarah supaya dapat ditemukan asal muasal Manik Raja untuk titik lokasi pembangunan tugu persatuan Manik Raja yang tepat sesuai dengan silsilah.

"Pembangunannya tidak bisa di sembarang tempat. Kami tidak mau hal ini menjadi cerita tidak baik bagi turunan generasi penerus Manik Raja nantinya. Jadi kita harus menyepakati solusi terbaik," harapnya.

Menurut keterangan marga Manik Raja yang tinggal di Kecamatan Ronggur Nihuta Samosir bahwa lokasi Tugu di Siigar-igar Rianiate Pangururan bukan lahan marga Manik karena itu adalah areal tanah (golat-bahasa Batak -red) marga Simbolon jadi hal itu tidak tepat karena marga Manik memiliki areal lahan peninggalan para pendahulu.

Jadi jangan menghilangkan sejarah asal muasal Manik Raja mudah-mudahan sebelum acara peresmian tugu alangkah baiknya duduk bersama untuk menghindari terjadinya perpecahan yang tidak kita harapkan ini.

Sementara turunan Saribu Raja marga Pasaribu mengatakan kepada seluruh pengurus Manik Raja yang datang dari Jabodetabek tidak boleh ada perpecahan disesama turunan Manik Raja dan harus mencari solusi terbaik dan kami tidak menginginkan perpecahan sesama turunan marga Manik. Dengan tegas Pasaribu mengatakan kepada seluruh pengurus Manik Raja Jabodetabek yang hadir dalam acara itu tidak boleh pulang sebelum masalah dimaksud dituntaskan dengan baik dan harus disikapi serius menghindari terjadinya perpecahan.

Punguan Manik Raja se-Jabodetabek berencana akan audiensi ke Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon dan Kapolres Samosir AKBP Donal P Simanjuntak untuk penundaan peresmian tugu persatuan yang dibangun di Rianiate Pangururan menunggu adanya kesepakatan bersama. Pasaribu berharap Bupati Samosir dapat menjembatani kedua belah pihak untuk duduk bersama mencari solusi terbaik.

Acara tersebut dihadiri turunan Manik Raja dari berbagai daerah dan dihadiri turunan Silau Raja, Malau, Ambarita dan Gurning serta tokoh adat setempat. (F06/h)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru