Labuhanbatu (SIB)- Mesjid Besar Panai di Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda direnovasi. Perehaban mesjid tertua di daerah itu diperkirakan menelan biaya Rp597 juta, yang diharapkan dari Pemkab, donatur dan jemaah.
"Keikhlasan niat kita datang ke tempat ini tentu sangat bermanfaat bagi kita masing-masing dan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT, di mana hari ini akan dimulai pembangunan atau perehaban rumah ibadah Mesjid Besar Panai. Dalam merenovasi Mesjid Besar Panai ini panitia harus memperhatikan dan mempertahankan keunikannya yang menjadi ciri khas mesjid ini, sehingga dapat menjadi cagar budaya bagi anak cucu kita di masa mendatang," pesan Bupati Pangonal pada acara peletakan batu pertama pembangunan mesjid besar tersebut, Kamis (17/11), di Labuhanbilik.
Dia menyebut membangun mesjid merupakan tanggungjawab bersama sebagai umat Islam. Tujuannya, agar jemaah nyaman beribadah di dalamnya.
"Selain itu supaya rumah ibadah kita lebih indah dari rumah-rumah masyarakat. Apabila rumah masyarakat lebih cantik dari mesjidnya maka hal itu kuranglah baik bagi masyarakat sekelilingnya," kata Pangonal.
Dia mengajak para donatur dan pengusaha yang hadir untuk gemar berinfaq agar pembangunan mesjid ini dapat segera rampung. "Karena tanpa bantuan kita semua, pembangunan ini akan sulit selesainya, dan bahkan terbengkalai, masyarakat juga yang rugi nantinya," ujarnya.
Mendukung pembangunan Mesjid Besar Panai ini, Pangonal menyatakan Pemkab Labuhanbatu akan memberikan bantuan Rp75 juta, dan bantuan ketua PKK Rp5 juta.
Seusai acara peletakan batu pertama pembangunan mesjid tersebut, dilanjutkan dengan shalat zuhur berjamaah, diimami Bupati Pangonal.
H Hasanuddin Zakaria Hasibuan dalam tausiahnya, menyebut baru kali ini seumur-umur umarodi Labuhanbatu menjadi imam shalat berjamaah di Mesjid Besar Panai Labuhanbilik.
"Mudah-mudahan membawa keberkahan dari Allah SWT, dan dijauhkan dari bala bencana baik di dunia maupun di akhirat. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Panai Tengah," sebutnya.
Sebelumnya, Camat Panai Tengah H Agustiar menyebut mesjid ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Karena sudah tua sehingga perlu dilakukan perbaikan atau renovasi atas musyawarah mufakat masyarakat Labuhanbilik.
Dalam merenovasi mesjid ini, panitia telah memiliki modal awal dari gerakan amal solah infaq sebesar Rp77 juta dan semen 200 sak. Renovasi mesjid ini diperkirakan menelan biaya sebesar Rp597 juta.
"Insya Allah perehaban mesjid ini rampung dan bisa dimanfaatkan pada 1 Syawal 1438 Hijriyah mendatang," harap camat, selaku ketua panitia pembangunan, di hadapan hadirin dari para kepala SKPD, Uspika, pimpinan perusahaan, tokoh agama, tokoh masyarakat serta para donatur. (D13/ r)