Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 14 Juni 2025

Dinkes Berikan Penyuluhan Tentang Difteri Kepada Guru dan Murid SMAN 5 Pematangsiantar

- Jumat, 09 Februari 2018 21:45 WIB
213 view
Dinkes Berikan Penyuluhan Tentang Difteri Kepada Guru dan Murid SMAN 5 Pematangsiantar
Pematangsiantar (SIB) -Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar memberikan penyuluhan tentang Difteri kepada  para guru dan siswa SMAN 5 Pematangsiantar, Kamis (8/2).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Anna Rosita Saragi menjelaskan Difteri itu adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh racun yang diproduksi oleh bakteri Corynobacteriun diphtneriae, dengan ditandai oleh keberadaan selaput putih keabu-abuan di saluran nafas dan tenggorokan yang bisa menyebabkan sesak nafas dan bila tidak ditangani penyakit ini bisa membawa kematian.

 "Gejala Klinis Difteri, yakni demam yang tidak terlalu tinggi (sekitar 38 derajat celcius), batuk nyeri dan sulit menelan sampai sesak nafas, keberadaan selaput berwarna putih keabu-abuan di amandel atau saluran, pembesaran kelenjar getah bening di leher (Bull neck) dan gangguan irama jantung karena racun yang diproduksi oleh kuman ini dan bila tidak ditangani menyebabkan kematian. Vaksin Difteri adalah vaksin yang dapat mencegah penyakit difteri dan tersedia dalam berbagai bentuk kombinasi, yaitu  vaksin DPT-HB-Hib, DT, Td dan lainnya,'' katanya.

ORI (Outbreak Responese Immunization) adalah kegiatan tambahan yang khusus dilakukan daerah yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) sebanyak 3 putaran dengan jarak antara dosis pertama-kedua adalah 1 bulan dan dosis kedua-ketiga adalah 6 bulan dengan ketentuan Imunisasi DPT-HB-Hib untuk anak usia <5 tahun, Imunisasi DT untuk anak usia 5 sampai < 7 tahun dan Imunisasi Td untuk anak usia> 7 tahun.

Anna menambahkan, akan membagikan leaflet atau selebaran informasi ke Puskesmas dan akan menyebarkan selebaran tersebut ke masyarakat," ujarnya.

Sementara Kadis Kesehatan, dr Ronald Saragih MKes mengatakan, penyakit difteri itu bisa dicegah dengan imunisasi, seperti DPT dan difteri ini bisa menimbulkan infeksi kepada orang yang daya tubuhnya rendah. "Untuk itu, kalau ada yang meragukan gejala tersebut segeralah memeriksakan diri ke Puskesmas maupun rumah sakit terdekat. Masa inkubasi 2-5 hari, kami nyatakan, Siantar Kejadian Luar Biasa (KLB) dan paling lama 14 hari KLB, masalah penyakit menular ini tidak mengenal wilayah," ungkapnya.

Turut dihadiri selain guru-guru dan murid, yakni Kasi Promkes Hotma Silalahi, SSit beserta staf Evy Purba SKM, Yenny Sihotang SKM, Rianto Saragih, Rosma Dewi SST dan petugas UKS SMAN 5, Norma Girsang. (D10/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru