Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 10 Agustus 2025
Peristiwa Berdarah 13 Desember 1945 Diperingati

Umar Zunaidi: Peristiwa Itu Menorehkan Semangat Persatuan dan Kesatuan Tanpa Memandang SARA

- Jumat, 14 Desember 2018 22:19 WIB
366 view
Umar Zunaidi: Peristiwa Itu Menorehkan Semangat Persatuan dan Kesatuan Tanpa Memandang SARA
SIB/Humala Siagian
Tebingtinggi (SIB) -Wali Kota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM mengatakan peristiwa berdarah 13 Desember 1945 di Tebingtinggi  yang menelan banyak korban telah menorehkan semangat persatuan dan kesatuan serta semangat patriotik yang tidak mengenal menyerah mempertahankan kemerdekaan. Hal ini harus di kenang dan dijadikan motivasi untuk menjalin kebersamaan antar masyarakat Tebingtinggi 

Demikian disampaikan Umar Zunaidi Hasibuan dalam sambutannya saat bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan peristiwa berdarah Tebingtinggi (13/12) di Lapangan Merdeka kota setempat. Tahun ini peringatan peristiwa bersejarah itu mengangkat Thema "Semangat persatuan dan kesatuan serta pengorbanan yang dilakukan para pejuang terdahulu patut terus dilestarikan para generasi bangsa,"

Amatan SIB, peringatan dirangkai berbagai kegiatan di antaranya ziarah di Taman Makam Bahagia Tebingtinggi, tabur bunga di Titi Gantung dan pemakaman pahlawan tanpa nama di Kelurahan Bulian,  peletakan karangan bunga di Tugu 13 Desember,  dan pembacaan sejarah singkat peristiwa berdarah itu oleh Kadis Pendidikan H Pardamean Siregar, serta teatrikal  perjuangan yang diperankan pelajar SMP Negeri 4 Tebingtinggi.

Hadir di acara itu Dandim 0204/DS Lekol Kavileri Syamsul Arifin,Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi SIK, Kajari Tebingtinggi M Novel SH MH, Wakil Ketua DPRD Chairil Mukmin Tambunan, Kaden Brimob B Tebingtinggi AKBP Arke Ambat,Pj Sekdako Marapusuk Siregar dan sejumlah undangan lainnya

Di kesempatan itu Umar lebih lanjut mengatakan,  peristiwa 13 Desember 1945 atau 73 tahun silam adalah suatu peristiwa bersejarah yang terjadi di Tebingtinggi yang setiap tahunnya diperingati. Peristiwa itu adalah pembantaian  tentara Jepang terhadap pemuda-pemuda kota ini dan akibatnya ribuan warga tewas menjadi korban kekejaman tentara Jepang yang membabi buta.

Umar menambahkan, saat perjuangan itu tidak ada perbedaan  SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) di antara mereka para patriot pejuang 13 Desember 1945". Mereka adalah satu yakni warga Tebingtinggi dan hal ini tentunya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita generasi muda  bahwa persatuan dan kesatuan sudah tertanam dan terpelihara dengan baik sejak jaman dahulu di kota yang kita cintai bersama".

"Apa yang sudah ditanamkan oleh para pejuang 13 Desember menjadi suatu keharusan untuk melestarikan untuk lebih maju, modern serta warganya bertaqwa dengan menjunjung tinggi persaudaraan dan persahabatan," ujar Umar

Wali kota menambahkan, dalam beberapa bulan kedepan bangsa Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum legeslatif dan presiden/wakil presiden yang rawan dengan perpecahan sesama warga masyarakat.

"Pemilihan umum hanyalah bagian dari sebuah proses berdemokrasi dan jangan sampai menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa. Lakukan dengan pemikiran yang cerdas dan tidak menghianati perjuangan para pendahulu yang ingin Indonesia maju dan warganya sejahtera," ajak Umar.

Untuk itu, wali kota mengajak warganya agar kiranya menjadikan momentum peringatan peristiwa 13 Desembet  sebagai upaya tetap menjaga persatuan dan kesatuan,

"Jangan hanya berbeda pilihan menimbulkan perpecahan di antara kita," tegasnya. (BR3/c)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru