Padangsidimpuan (SlB)
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meninjau kesiapan RSUD Padangsidimpuan dalam menangani pasien Covid-19. Soalnya, RSUD ini salah satu dari 132 rumah sakit rujukan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah di seluruh Indonesia.
Gubernur disambut Wali Kota Irsan Efendi Nasution dan langsung menuju RSUD. Di rumah sakit, gubernur dan rombongan menyaksikan seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 itu, Selasa (7/4).
“Mohon biasakan jaga jarak, bukan saya curiga sama kalian, tapi siapapun bisa terpapar virus corona. Harus hati-hati jangan sampai teledor,†ujar gubernur sembari menjaga jarak dari rombongan saat berjalan memasuki ruangan.
“Tetap berada di rumah merupakan upaya memutus mata rantai penularan virus corona, jika terpaksa keluar harus pakai masker, hindari keramaian, jaga jarak dan jangan bersentuhan apalagi bersalaman.
Jika merasakan ada gejala corona, segera isolasi diri dan jaga kontak dengan keluarga. Sayangi keluarga mu jangan tulari mereka. Setiap orang yang terpapar corona, masa inkubasi virusnya sekitar dua sampai tiga minggu baru bisa dirasakan ataupun dideteksiâ€, tambahnya.
Pada saat itu gubernur menginstruksikan kepada Kapolres Padangsidimpuan, Dandim 0212/Tapanuli Selatan, Danyonif 123/Raja Wali dan semua aparatur negara, untuk membubarkan keramaian. Imbau orang-orang yang berkumpul untuk segera pulang ke rumah.
Lebih lanjut , kata gubernur saat ini ada satu orang yang diisolasi di RSUD Sidimpuan. “Lihat banyak orang sibuk saat ini. Bayangkan jika nanti pasien bertambah. Kita harus sadar dan jangan jadikan ini tontonan. Kenapa saya datang ke Sidimpuan, karena ini rumah sakit rujukan penanganan Covid-19,†jelasnya.
RSUD Sidimpuan punya sembilan kamar isolasi dan tiga sudah digunakan. Kepada pihak RSUD, gubernur mengingatkan agar tidak merujuk pasien ke RSUP Adam Malik, karena yang disiapkan adalah RS G.L Tobing Tanjung Morawa untuk gejala ringan dan ke RS Marta Friska Medan untuk pasien gejala sedang dan berat.
Disebutkannya, hari itu Pemkab Tapanuli Tengah membawa PDP ke Rumah Sakit Pirngadi Medan, tidak diterima. “Ini bukan kesombongan tetapi ada SOP nya. Bukan dokter tidak manusiawi, tetapi karena rujukan itu harus mengikuti SOP. Jumlah penduduk Padangsidimpuan 228 ribu jiwa , satu warga kena PDP sudah meninggal dan satu lagi sedang diisolasi. Kenapa ? Supaya tidak menularkan virus ke orang lain. "Kalau saya datang jangan berlebihan begini. Jangan gara-gara saya kalian tertular virus,†ujar gubernur mengingatkan.
Edy Rahmayadi berjanji mengirimkan 2.000 masker bedah, 100 rapid tes, dan 75 APD untuk ruang isolasi. Sementara masker N-95, Pemprov Sumut sudah pesan 100 ribu dan sedang dalam perjalanan. Rapid tes juga sedang dipesan 56.000 unit.
“Petugas kesehatan, polisi, beserta semua yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penangulangan Covid-19 ini harus dirapid tes setiap minggu. Kalian ini pahlawan dan jangan menyerah lakukan tugas mulia untuk kesehatan masyarakatâ€, katanya.
Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution melaporkan, butuh tambahan APD di ruang isolasi. Sedangkan APD yang diproduksi BLK direkomendasi hanya untuk tenaga kesehatan di luar ruang isolasi dan di Puskesmas atau zona kuning.
Rapid tes yang dimiliki, 100 bantuan Propinsi Sumut, 40 Kemenkes, 150 beli sendiri, dan sebagian sudah digunakan. Di ruang isolasi, ventilator sangat terbatas dan sangat butuh penambahan unit. Apalagi sesuai keputusan gubernur, RSUD ini melayani wilayah Tapsel, Madina, Paluta, Palas, Tapteng, Kota Sibolga dan Sidimpuan.
Untuk bantuan sosial, wali kota berharap Pemprov Sumut ikut membantu masyarakat yang terdampak ekonomi akibat Covid-19, apalagi masa-masa sekarang memasuki bulan suci Ramadan.
Gubsu mengakui semua daerah sama-sama mengalami dan diharapkan agar Wali Kota Sidimpuan segera menuntaskan refocusing atau realokasi anggaran yang sekarang sedang berproses. "Saya memikirkan untuk sektor kesehatan. Pak Wali semaksimal mungkin memikirkan dampak lain dari virus corona ini," ujarnya. (G06/c)