Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 05 Juli 2025
Dinas PPPA Gelar Pelatihan Simfoni PPA di Parapat

Kasus Kekerasan di Sumut 918, Korban 1.058 Orang

Redaksi - Rabu, 31 Maret 2021 21:19 WIB
357 view
Kasus Kekerasan di Sumut 918, Korban 1.058 Orang
suaratani.com - ist
Sekda Pemprov Sumut R Sabrina  menghadiri sekaligus membuka acara Pelatihan Simfoni PPA di Sumut Tahun 2021, di Hotel Inna Parapat, Jalan Marihat No 1, Kabupaten Simalungun, Selasa (30/3/2021). 
Simalungun (SIB)
Akurasi data sangat penting dalam penanganan dan pencegahan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ketidakakuratan data dapat menyulitkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terkait tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Untuk itu perlu dilakukan pencatatan dan pelaporan terstandar di seluruh Indonesia.

Pencatatan dapat dilakukan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan akan lebih mudah melakukan analisis data.

Hal tersebut disampaikan Sekda Pemprov Sumut R Sabrina ketika menghadiri sekaligus membuka acara Pelatihan Simfoni PPA, yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut, di Hotel Inna Parapat, Selasa (30/3).

"Semoga dengan pelatihan ini kita bisa menggunakannya dengan baik, dan dengan penggunaan aplikasi ini dapat memudahkan analisa data kekerasan secara komprehensif, sebagai bahan pengambilan keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah," ujar Sabrina.

Berdasarkan data dari aplikasi Simfoni PPA hingga 12 Maret 2021, jumlah kasus kekerasan yang terjadi di Sumut 918 kasus, dengan jumlah korban 1.058 orang, terdiri dari 267 orang anak laki-laki, 449 orang anak perempuan dan 340 orang perempuan dewasa.

Dari aplikasi Simfoni PPA juga diketahui bahwa kasus kekerasan seksual merupakan kasus yang paling banyak terjadi, yakni 453 orang, selanjutnya kekerasan fisik 343 orang dan psikis 264 orang.

Namun menurut Sabrina, hal tersebut belum menggambarkan kejadian sesungguhnya, karena berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan masih ada beberapa kabupaten/kota yang belum optimal meng-input data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ke dalam aplikasi.

"Untuk itu ke depan, saya harapkan pada setiap lembaga dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kabupaten/kota, setelah mengikuti pelatihan ini agar dapat melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan kasus secara lengkap dan optimal," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kadis PPPA Sumut Nurlela. Dia mengharapkan agar para peserta dapat bekerja lebih baik lagi dalam hal meng-input data.

"Setelah kembali ke daerah masing-masing, lakukanlah pendataan yang baik, karena dari 33 kabupaten/kota di Sumut hanya 10 yang mendapat Dana Alokasi Khusus dari Kementerian PPPA. Karena salah satu indikator penilaian untuk mendapatkan DAK adalah data pelaporan dalam data Simfoni PPA," harapnya.

Kepada para peserta, Nurlela juga mengimbau agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai lengah dan tetap waspada dengan tetap memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tetap menjaga jarak. (rel/A13/d)

Sumber
: Hariansib.com edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru