Belawan (SIB) -Dalam rangka percepatan pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE) serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 melalui anak perushaannya PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU)/Nota Kesepahaman dengan Union Resources and Engineering Co.Ltd (UREC) tentang pemanfaatan lahan dan infrastruktur di Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Sesuai siaran pers yang diterima wartawan dari pihak Humas Pelindo 1, Rabu (28/4) penandatangan MoU yang dilakukan Dirut PT PPK Jansen Sitohang dengan Chief Representative of Jakarta Office, Indonesia UREC Co., Ltd, Meng Zhanqian disaksikan Dirut Pelindo 1, Prasetyo dan Direktur Teknik Hosadi Apriza Putra berlangsung Selasa (26/4) di Grha Pelindo 1 Medan.
Disebutkan, ruang lingkup kerjasama yang ditandatangani terkait pemanfaatan lahan dan infrastruktur dasar yang akan disediakan Pelindo 1 melalui anak usahanya, PT PPK untuk kebutuhan pembangunan smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang) tembaga milik UREC di Kawasan Industri Kuala Tanjung, pada area seluas 100 hektar yang terintegrasi dengan pelabuhan.
“Kuala Tanjung berada pada posisi yang sangat strategis, di tengah jalur utama Selat Malaka, dan keberadaan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate, berpotensi besar sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global, sehingga Kuala Tanjung akan menjadi pelabuhan masa depan Indonesia,†jelas Dirut Pelindo 1.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sudah melakukan kerjasama global logistik dengan sejumlah strategic partner untuk mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung PIE, dan dalam mengembangkannya terdiri dari dua bagian yang terintegrasi antara kawasan pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) serta kawasan industri (Kuala Tanjung Industrial Zone), dan Pelindo 1 akan menggandeng Zhejiang Seaport dan Port Rotterdam sebagai operator pelabuhan terbesar di Asia dan Eropa, yang memiliki jaringan logistik global, pemerintah juga mendukung penuh dan mendorong upaya Pelindo 1 untuk melakukan percepatan pengembangan industrial area.
Diharapkan, dengan kerja-sama dengan UREC tersebut akan semakin banyak investor yang masuk ke Kawasan Industri Kuala Tanjung yang memiliki lokasi strategis, terkoneksi jaringan transportasi terpadu berupa jalan tol Trans-Sumatera dan jaringan jalur kereta api, serta tiga pelabuhan besar yakni Belawan, Dumai, dan Kuala Tanjung.
Selain itu, Kuala Tanjung PIE juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan Kawasan Industri Sei Mangkei, yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sementara itu, Chief Representative of Jakarta Office, Indonesia UREC Co. Ltd, pembangunan smelter tembaga yang akan dilaksanakan dengan memanfaatkan lahan dan infrastruktur di Kawasan Industri Kuala Tanjung, merupakan pembangunan yang kedua di Indonesia setelah di Gresik, Jawa Timur. Tak hanya pembangunan smelter.
Bahkan menurutnya, pihak UREC, juga siap bersinergi dengan Pelindo 1 untuk melakukan kerjasama lainnya dengan melihat potensi-potensi kerjasama yang dimiliki perusahaan tersebut.
Disebutkan, UREC merupakan perusahaan integrasi sumber daya internasional dengan bisnis utama meliputi kontrak rekayasa internasional, impor dan ekspor peralatan dan menjadi bagian dari Yunnan Province Energy Investment Group Co Ltd, termasuk dalam jajaran perusahaan teratas di Cina. (A9/d)