Medan (SIB)
Sekretaris Dinas Pendidikan Prov Sumut Alpian Hutauruk mengatakan, belajar mengajar tatap muka SMA, SMK sederajat akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Karena, Presiden RI Joko Widodo juga sudah mendorong belajar mengajar tatap muka, tapi harus dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Tidak sama dengan sebelum Covid yang bisa bebas dalam satu kelas rombongan belajarnya (Rombel) 36 orang per kelas. Dalam satu kelas nanti antara 16 sampai 20 orang saja, pakai shift atau bagaimana caranya nanti, apakah tiga kali dalam seminggu tatap mukanya,†kata Alpian kepada wartawan, Jumat (7/5).
Kalau kegiatan belajar dilakukan dari pagi sampai sore dikhawatirkan guru-guru akan keletihan. Tapi bagaimana teknisnya melihat nanti bagaimana petunjuk dari pemerintah pusat. Dinas Pendidikan Sumut sudah mempersiapkannya untuk pelaksanaan tatap muka yang menurut rencana dilaksanakan bulan Juli tahun ini.
Untuk persiapan belajar tatap muka, Dinas Pendidikan Sumut sudah mengadakan simulasi, tiap kabupaten/kota ada 2 sekolah percontohannya, 1 SMA dan 1 SMK selama seminggu. Contohnya sudah ada dilakukan di Kabupaten Padanglawas, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan. Pihak sekolah menyiapkan tempat cuci tangan, ada handsanitizer, memakai masker dan tempat duduk berjarak.
“Dalam satu kelas dibuat dua shift, jika rombelnya 36, maka satu shif itu 18 orang per kelas. Jumlah 36 satu kelas sudah sesuai Dapodik (data pokok pendidikan) yang langsung online ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kalau lebih dari 36 dalam satu Rombel, maka datanya ditolak kementerian,†kerang Alpian.
Sebagai contoh, Dinas Pendidikan Provinsi Sumut cabang Dinas Pendidikan Gunung Tua kata Alpian, sudah menggelar simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 2 sekolah tingkat SLTA di Kabupaten Padanglawas, Senin (3/5) di SMAN 1 Barumun dan SMK N 1 Barumun. Sebelumnya juga sudah dilaksanakan PTM di Kabupaten Padang Lawas Utara(Paluta) yakni SMKN 1 Padang bolak dan SMKN 1 Kecamatan Batang Onang.
Simulasi PTM di 2 sekolah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) mulai tenaga pendidik sampai siswa dan siswi. Sebelum memasuki lingkungan belajar sekolah, dipastikan harus memakai masker yang benar. Saat memasuki sekolah siswa-siswi maupun guru terlebih dahulu memasuki box sterilisasi yang dilakukan pengecekan suhu badan, mencuci tangan.
“Setiap Rombel diisi 50 persen dari jumlah siswa, berarti per lokal hanya bisa 18 orang setiap kelas. Secara berjenjang mulai kepala sekolah membuat laporan secara rutin kepada pihak Cabang Dinas Pendidikan Gunung Tua dan seterusnya dilaporkan kepada Kadis Pendidikan Provinsi Sumut,†terangnya. (A8/a)
