Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 16 Juni 2025
Pemko Tebingtinggi Gelar Seminar Peninjauan Hari Jadi Tebingtinggi, 1 Juli 1917

Wali Kota Umar : Jauh Sebelum Kolonial Hindia Belanda Datang, Tebingtinggi Sudah Ada

Redaksi - Rabu, 30 Juni 2021 17:51 WIB
454 view
Wali Kota Umar : Jauh Sebelum Kolonial Hindia Belanda Datang, Tebingtinggi Sudah Ada
Foto Dok/Kominfo
BERIKAN CINDERAMATA: Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan saat memberikan cenderamata kepada narasumber, seminar sehari peninjauan kembali hari jadi Tebingtinggi 1 Ju
Tebingtinggi (SIB)
Pemerintah Kota Tebingtinggi menggelar seminar sehari untuk melakukan peninjauan kembali tentang hari jadi Kota Tebingtinggi yang diperingati setiap 1 Juli. Kegiatan ini dilakukan, Selasa (29/6) di Gedung Balai Kartini untuk menyelidiki lebih dalam tentang keabsahan hari jadi kota lemang tersebut

Seminar ini menghadirkan Tim Ahli yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya USU dan Unimed, Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Djuanda, perwakilan Partuha Maujana Simalungun H. Nikmat Saragih, Zuriat Datuk Bandur Kajum M. Rizki Jamil, Zuriat Tebing Pangeran Muhammad Muhar, tokoh masyarakat peduli sejarah Dr. Abdul Khalik, M.AP, M.Ikom, serta pegiat-pegiat sejarah lainnya di Kota Tebingtinggi.

Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada USU dan Unimed serta para tetua adat dan pegiat sejarah di Kota Tebingtinggi karena ikut ambil bagian dalam membahas Hari Jadi Tebingtinggi

Hari Jadi Kota Tebingtinggi yang diperingati setiap 1 Juli selalu menjadi perhatian, karena hari itu adalah peresmian Gementee atau, "Wilayah" oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.

Menurut Umar, setiap tanggal 1 Juli diperingati Hari Jadi Kota Tebingtinggi yang identik dengan Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda. Karena pada saat tersebut (1 Juli) adalah Peresmian Gementee Kota Tebingtinggi oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.

“Oleh sebab itu, hari ini kita membawa Peta Gementee yang berasal dari Leiden (Perpustakaan Leiden, Belanda) yang dibawa oleh Poldasu yang kebetulan sedang menyelesaikan permasalahan Heritage Kota Medan. “Kita patut berterima kasih kepada Polda Sumut karena membawakan arsip yang sangat penting bagi Kota Tebingtinggi,” jelas Umar.

Dijelaskan Umar, peta Gementee ini merupakan peta tahun 1918. Ini menunjukkan bahwa Kota Tebingtinggi sudah ada dan sudah memiliki tata ruang sebelumnya dan tidak mungkin tata ruang ini dibentuk dalam waktu 1-2 bulan saja.

“Inilah yang menjadi bukti bahwa Kota Tebingtinggi memang sudah ada sebelum pemerintah kolonial Hindia-Belanda datang,” jelas Umar

Mantan Kepala Dinas Binamarga Sumut ini lebih lanjut menjelaskan, yang menguatkan lagi, telah ditemukan situs sejarah seperti kuburan di belakang Mesjid Raya Tebingtinggi (sekarang sudah dipindahkan ke TPU Kelurahan Durian) yang tertulis Tahun 1808.

“Ini membuktikan Tebingtinggi, sudah ada kehidupan di zaman yang lalu, jauh sebelum 1917. Jadi kenapa kita harus memperingati Belanda menjajah kita, itu adalah sesuatu yang perlu kita rubah,” jelas Umar.

Wali kota berharap melalui seminar ini, dapat memberikan hasil yang sesuai dengan data dan fakta yang nantinya bakal menjadi warisan sejarah untuk generasi yang akan datang.

"Jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena sejarahlah yang akan kita tinggalkan kepada generasi yang akan datang agar dapat membentuk serta memelihara karakter (diri) sebagai karakter pejuang, bukan sebagai karakter yang dijajah,” tegas Umar

Dia juga mengatakan , bahwa pihaknya bukan mencari kesahalan tetapi untuk mencari suatu kebenaran. Dan tentunya kebenaran itu adalah memang ada dan dapat dibuktikan dengan ilmiah dengan bukti-bukti dan situs-situs sejarah yang sesuai dengan data primer dan data sekunder. (BR3/c)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru